Setelah Indonesia, Larangan Boikot Starbucks Kini Menjalar Hingga ke Malaysia

Lemahireng.info --- Tidak hanya di Indonesia, seruan boikot gerai kopi Starbucks kini telah sampai ke negeri Jiran Malaysia. Desakan ini dilontarkan Kelompok Melayu Pribumi Perkasa Malaysia akibat pernyataan CEO Starbucks Howard Schultz yang mendukung pernikahan sesama jenis.


“Perkasa mendesak umat Islam di Malaysia untuk memboikot Starbucks karena rantai kopi internasional yang berbasis di Amerika Serikat ini mendukung LGBT dan pernikahan sesama jenis,” ujar Kepala Biro Urusan Islam Perkasa Amini Amir Abdullah dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari The Malay Mail Online Senin (3/07).

Amini mengatakan bahwa Perkasa juga telah mendesak pemerintah untuk mengevaluasi kembali lisensi perdagangan yang diberikan kepada perusahaan pendukung perkawinan sesama jenis dan LGBT. Menurutnya, pernyataan tersebut berdasarkan laporan CEO Starbucks Howard Schultz yang terbukti mendukung pernikahan sesama jenis dan LGBT.

Tidak yakin dengan laporan mana yang dia maksudkan. Namun, Schultz yang sudah tidak menjabat sebagai CEO Starbucks sejak April 2017 pernah mengatakan kepada pemegang saham Starbucks yang anti-gay untuk menjual saham mereka kalau mereka menentang keragaman pada 2013. Kala itu, Schultz yang kini menjabat sebagai chairman Starbucks melontarkan tanggapan atas kritik terhadap perusahaan tersebut dalam referendum Washington yang mendukung pernikahan sejenis pada tahun 2012.

Pernyataan Schultz pada empat tahun lalu terkait dukungan terhadap LGBT ini juga sempat dimunculkan oleh pendukung Presiden Donald Trump di Amerika Serikat awal tahun ini. Pada Januari tahun ini, Schultz mengeluarkan pernyataan kontroversial.

Dilansir CNBC pada 29 Januari 2017, Schultz menyatakan perusahaan yang dipimpinnya akan merekrut sebanyak mungkin pengungsi sebagai pegawai pada Januari tahun ini. Pernyataan itu sebagai bentuk dukungan Schultz dalam isu keberagaman.

Karena itu, Starbucks berupaya melawan perintah eksekutif Presiden AS Donald Trump untuk melarang aktivitas bepergian ke AS bagi warga dari tujuh negara mayoritas Muslim. Pada 31 Januari 2017, Fox News melaporkan pendukung Trump menyatakan akan memboikot Starbucks menyusul rencana Schultz tersebut.

Di Indonesia, organisasi Muhammadiyah mendesak boikot dan pembatalan izin operasi Starbucks bersama dengan perusahaan “pro-LGBT” lainnya. Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah mendesak pemerintah mencabut izin Starbucks karena sikapnya tidak sesuai dengan ideologi nasional.

PT Sari Coffee Indonesia yang merupakan pemegang lisensi Starbucks mengatakan bahwa pihaknya selalu berusaha mematuhi peraturan yang berlaku dan menghargai nilai budaya di Indonesia. Akan tetapi tentunya PT Sari Coffee Indonesia akan selalu mematuhi peraturan pusat Starbucks yang jelas mendukung keberadaan LGBT. (eramuslim)

Tidak ada komentar

Copyright © 2025 . Lemahireng Info All Right Reserved -
Diberdayakan oleh Blogger.