Logika ucapan selamat natal sederhana tapi mematikan
KETIKA seorang muslim tidak mengucapkan “Selamat Natal” kepada kawannya yang beragama Kristen, sikapnya itu lebih dibentuk oleh alasan logis semata, bukan ideologis.
Karena, Natal, Maulid, jarig, atau birthday, kalau toh mau disampaikan sebagai ucapan, harus langsung disampaikan kepada yang bersangkutan.
Bila yang berulang tahun si Budi, bukan pada tempatnya kita mengucapkan “selamat ulang tahun” kepada pacar si Budi, adik si Budi, atau tetangga si Budi. Bahkan, pada peringatan Maulid Nabi Muhammad, tidak diperlukan ucapan selamat kepada umat Islam dari umat lainnya.
Dan, pada kenyataannya, memang tidak pernah terjadi, seseorang dari
agama lain mengucapkan “Selamat Maulid Nabi Muhammad” kepada kawannya
yang beragama Islam.
Masih masuk akal bila disampaikan ucapan “Selamat Lebaran” atau
“Selamat Idul Fitri” kepada seseorang yang baru saja menyelesaikan
ibadah puasa. Karena, setelah sebulan penuh “memerangi hawa nafsu” dan
kemudian “menang” di hari Lebaran, ia mendapat ucapan selamat dari
sesama muslim atau umat lainnya. Walaupun, ucapan itu pun sebenarnya
tidak begitu signifikan.
Di hari Lebaran atau Idul Fitri, ucapan yang sepatutnya disampaikan
di antara sesama muslim, adalah “Taqobballahu Minna wa Minkum”, yang
artinya “Semoga Allah menerima amal ibadah (puasa) kita”. Makna ucapan
itu pada hakikatnya menyampaikan harapan kepada Allah agar ibadah puasa
yang dijalankannya itu diterima sebagai perbuatan yang bernilai. Bukan
pujian atau sanjungan.
Oleh karena itu, bagi Anda penganut Kristen (Protestan maupun
Katolik), bila menjumpai kawan Anda yang beragama Islam namun tidak
mengucapkan “Selamat Natal” kepada Anda, jangan berprasangka negatif
dulu. Sebab, kemungkinan besar ia sedang menggunakan haknya untuk
berpikir dan bertindak secara logis. Bukankah agama diturunkan ke muka
bumi untuk mereka yang berakal?
Logika pengucapan selamat natal.
Wahai kaum muslim sya ingin bertanya
kepada kalian. Jika ada seseorang yg melakukan pencurian, apakah kalian
akan mengucapkan kepada nya selamat atas pencuriaanya?
Jika ada
seseorang yg berzina, apakah anda akan mengucapkan selamat atas
perzinahan ug dia lakukan.?. Jika ada seorang yg membunuh org lain,
apakah anda akan mengucapkan selamat atas pembunuhan yg dia lakukan. Sya
yakin kita semua akan menjawab tidak....
Lantas kenapa kita mau
mengucapkan selamat natal kepada kaum kristiani yg jelas2 melakukan
kemaksiatan yg jauh lebih besar dari 3 kasus sebelumnya.. Mereka
melakukan legitimasi terhadap nabi 'isa menjadi tuhan..
Ini
merupakan penghinaan yg sangat keji terhadap Allah Azza wa Jalla yg
jelas2 dalam Al Qur'an surah al ikhlas mengatakan bahwa Allah ini Esa.
Tidak beranak dan tidak diperanakan..
Maka sikap kita sebagai
adalah tidak sekali-kali mengucapkan selat atas perbuatan kufur mereka..
Cukuplah bntuk toleransi kita dgn tidak mengganggu pelaksanaan ibadah
mereka..
Wallahu A'lam(bangkuceria)
Bagi para remaja muslim,
Patut dipahami bahwa di balik ucapan natal
itu ada konsekuensinya. Konsekuensinya adalah secara tidak langsung kita
membenarkan keyakinan orang Nashrani yang menyekutukan Allah dengan
mengangkat Isa sebagai Bapa, Putera dan Roh Kudus.
Inilah memang maksud ucapan natal.
Inilah memang maksud ucapan natal.
Coba renungkan dialog berikut ini.
Muslim : Bagaimana Natalmu?
David : Baik, kau tidak mengucapkan Selamat Natal padaku?
Muslim : Tidak, agama kami menghargai toleransi antar agama, termasuk agamamu, tapi masalah ini, agama saya melarangnya.
David : Tapi kenapa, bukankah hanya sekedar kata-kata? Teman muslimku yang lain mengucapkannya padaku.
Muslim : Mungkin mereka belum mengetahuinya. David, kau bisa mengucapkan “Dua kalimat syahadat”?
David : Oh tidak, saya tidak bisa mengucapkannya. Itu akan mengganggu kepercayaan saya.
Muslim : Kenapa? Bukankah hanya kata-kata? Ayo, ucapkanlah.
David : Sekarang, saya mengerti.
Dialog ini menggambarkan dengan sangat baik kepada kita tentang
hubungan antara muslim dan non-muslim, khususnya berkaitan dengan Hari
Natal ini. Logika yang sederhana namun cerdas cukup menggambarkan kepada
kita bagaimana seharusnya hubungan antara kedua umat yang berbeda
keyakinan ini.
Sementara hari ini banyak orang yang dianggap “tokoh”
masyarakat level Nasional/Lokal dari kalangan muslim karena sebab
kebodohannya tampil sok humanis, pluralis, wisdom, menjadi pahlawan,
pemimpin hebat kemudian mengucapkan “selamat natal” kepada umat
kristiani tanpa disadari hal tersebut telah merusak akidah dirinya dan
umat Islam. Tentu ini menabrak tuntunan Allah dan Rasul-Nya.
Sosok
muslim yang kehilangan jati diri, “muslim KTP” yang eksis terlepas dari
pakem dan manhaj hidup yang digariskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “selamat” artinya terhindar
dari bencana, aman sentosa; sejahtera tidak kurang suatu apa; sehat;
tidak mendapat gangguan, kerusakan dsb; beruntung; tercapai maksudnya;
tidak gagal. Dengan begitu ucapan selamat artinya adalah doa (ucapan,
pernyataan, dsb) yang mengandung harapan supaya sejahtera, tidak kurang
suatu apa, beruntung, tercapai maksudnya, dsb.
Natal adalah sebuah perayaan kelahiran Yesus Kristus (Nabi Isa al-Masih ‘alaihis salam)
yang dalam pandangan umat Kristen saat ini ia adalah anak Tuhan dan
Tuhan anak serta meyakini ajaran Trinitas. Lalu bagaimana bisa seorang
muslim yang bertolak belakang dan jelas berbeda pemahamannya mengenai
Nabi Isa mendoakan kaum Kristen keselamatan atas apa yang mereka pahami
tadi? Padahal dengan sangat jelas Allah menyatakan mereka sebagai orang
kafir (QS. Al-Maidah : 72-75) yang tentu di akhirat kelak akan dijatuhi
hukuman neraka nan pedih.
Umat Islam meyakini bahwa Nabi Isa adalah utusan Allah ke dunia,
bukan anak apalagi Tuhan. Karena Demi Allah, Allah tidaklah diperanakkan
dan tidak beranak, ia Maha Esa dan Maha Kuasa, tak ada satupun yang
mampu menandinginya bahkan tiada yang pantas untuk sekedar disamakan
denganNya. Mengucapkan selamat Natal dan bahkan ikut merayakannya sama
saja dengan mengakui apa yang dipahami oleh umat Kristen, dan sudah
tentu itu adalah sebuah tindak kekufuran yang nyata yang bisa membuat
pelakunya jatuh kepada kekafiran. (EraMuslim.com)
TINGGALKAN KOMENTAR ANDA