Ulasan terkait pro kontra adanya Konspirasi di Balik konsep “Mengatur Kelahiran”
Fenomena Dalam dua abad terakhir, tingkat pertumbuhan populasi global dalam setahun adalah 6% yaitu mencapai 2,5 milyar pada tahun 1950. Trus dalam lima dekade tingkat pertumbuhan populasi global jadi dua kali lipat sebesar 18 % sampai mencapai 6 milyar pada abad ke 21. Diperkirakan kalopun tingkat pertumbuhan melambat, kalo nggak ada bencana alam secara demografi, maka populasi dunia bakalan mencapai 9 milyar pada tahun 2015.
September 2008, populasi dunia telah terhitung 6,72 milyar jiwa. Penduduk dunia mengalami pertambahan jumlah 1,2 persen setiap tahunnya dan menurut BKKBN pertumbuhan penduduk Indonesia sudah mencapai 1,4 persen per tahun.Nah, pertanyaannya sekarang, bener nggak sih kalo dunia sudah mengalami ledakan penduduk/over populasi? Trus bener juga nggak kalo besarnya penduduk itu menghambat kelajuan perekonomian dan menyebabkan keterbelakangan negara-negara dunia ketiga?
Fakta dan Analisis…Emang bener… kalonya jumlah penduduk dunia sekarang ini besar banget. Situasi mayoritas penduduk dunia saat ini diliputi sama yang namanya kemiskinan dan kesengsaraan : 3 milyar manusia di dunia ini hidup cuma dengan pendapatan kurang dari 2 dolar (karang dari 20rb) sehari; 1,3 milyar diantaranya nggak punya akses buat air bersih ; 3 milyar yang lain nggak punya akses buat sanitasi dan 2 milyar lainnya nggak punya akses untuk listrik.Trus, bener juga… banyak negara-negara di Dunia Ketiga yang mengalami masalah kemiskinan, bahkan kelaparan.
Salah satunya ya pastinya Indonesia (berdasarkan data BPS). Tapi… apa emang bener kedua hal tersbet saling berkorelasi? Kalonya bener logika yang menyatakan “besarnya jumlah penduduk menghambat kemajuan ekonomi”.
Maka, mestinya China adalah negara paling terkebelakang karena menurut Internasional Data Base (IDB), lima negara dengan jumlah penduduk terbesar berturut-turut adalah China, India, USA, Indonesia, dan Brazil. Tapi kan… masyarakat dunia juga tau kalonya saat ini, dengan jumlah penduduk yang sangat besar itupun China tetap menjadi negara maju dan terdepan dalam perekonomian.
Sama juga dengan India dan USA. Nah.. Pesatnya pertumbuhan penduduk ini dituduh sebagai penyebab utama tersudutnya dunia ke jurang bencana.
Sering banget dibilang kalo dunia ini lagi mengalami yang namanya over populasi_ledakan penduduk(baby booming) sehingga bumi ini sudah kehilangan kemampuannya buat menyuplai bahan pangan bagi seluruh penghuninya yang makin banyak aja. Banyaknya populasi dianggap sudah menimbulkan yang namanya ketimpangan global karena SDA yang ada nggak mencukupi lagi buat memenuhi kebutuhan seluruh manusia. Hal ini nih yang dituduh sebagai penyebab kemiskinan, kehancuran lingkungan, dan kerawanan sosial.
Teori Malthus…Perekonomian di dunia Ketiga dipandang mustahil bakal berkembang selama pertumbuhan penduduknya nggak ditekan. Hal ini nih… yang bikin lembaga-lembaga internasional dan pemerintahan Dunia Ketiga makin kreatif menyusun program-program buat menekan laju pertumbuhan penduduk.
Persepsi ini muncul gara-gara diyakininya teori si Malthus (1798) yang seenak jidat menyatakan “peningkatan produksi pangan mengikuti deret hitung (2,4,6,8,…) sementara pertumbuhan penduduk mengikuti deret ukur (2,4,8,16,…)”.
Akibatnya, tanpa dilakukan ‘pengecekan’ lebih dulu buat mengontrol fertilitas, populasi bakalan bertambah sehingga menghabiskan sumber daya dunia dan akhirnya menyebabkan kelaparan, sampai terjadi peperangan dan penyakit buat menyeimbangkan sumber daya alam dan populasi. Itu katanya si Malthus…
Isu Ledakan penduduk… Baby Booming…Kalonya kita cermati lebih dalam, sebenarnya isu “telah terjadi over populasi dunia” adalah isu yang sengaja digulirkan sebagai bagian dari agenda politik negara-negara imperialis-kapitalis.
Dengan melempar isu macam itu, mereka berusaha buat menutupi penyebab terjadinya bencana global –kelaparan, kerusakan lingkungan, ketimpangan sosial, dsb—yang sebenarnya; yaitu keserakahan mereka dalam mengeruk kekayaan negara-negara dunia ketiga buat memenuhi gaya hidup mereka yang konsumtif dan untuk mempertahankan cengkeraman hegemoni mereka atas dunia.Pada tahun 1950-an adn 1960-an, Amerika mulai mengembangkan kebijakan-kebijakan dalam negeri buat melawan tantangan atas meningkatnya jumlah penduduk di Dunia Ketiga.
Peningkatan penduduk di negara-negara miskin mulai menjadi perhatian para pemerintahan Barat. Sebuah momerandum dari US National Security Study 1974 atas permintaan perdana menteri AS, H. Kissinger, menyimpulkan bahwa ada 4 tipe alasan yang menjadikan pertumbuhan ekonomi di negara-negara miskin bisa jadi ancaman buat keamanan nasional AS :
1.Negara-negara dengan jumlah penduduk lebih besar punya pengaruh politik lebih besar.,
2.Negara-negara semacam itu bakalan lebih mampu untuk menolak akses bagi Barat atas sumber-sumber daya yang banyak dimiliki oleh negara dunia ketiga.
3.Meningkatnya jumlah kaum muda akan bisa menentang struktur kekuasaan global.
4.Meningkatnya penduduk bisa merupakan ancaman bagi para investor AS di negara-negara itu.
Nah… upaya buat mewujudkan gagasan ini adalah langkah lain yang dilakukan Barat yang dimotori AS buat semakin melemahkan negara-negara berkembang, khususnya negeri-negeri Muslim, dengan cara menekan populasi (jumlah) penduduknya; selain memalui program pembatasan kelahiran melalui program KB, larangan menikah dini, dll. Makanya jadi deh dimunculkannya isu Ledakan penduduk..
Mengejar kepentingan…
Karena itu, Barat mengembangkan dan menerapkan strategi buat menekan laju pertumbuhan di Dunia Islam dengan dua strategi: kontrol populasi dan genosida (pembantaian massal) melalui “kesehatan reproduksi”. Beberapa upaya yang telah dilakukan oleh Barat, khususnya AS, untuk menghentikan ledakan jumlah penduduk di negeri-negeri Islam adalah sebagai berikut:
Pertama, pada tahun 1960-an telah diungkapkan secara terang-terangan oleh para pemimpin Eropa dan Amerika untuk melakukan ‘pemusnahan total’ terhadap bangsa-bangsa ‘tertentu’ secara bertahap.
Kedua, tahun 1974, atas permintaan Menteri Luar Negeri AS saat itu, Henry Kissinger, AS mengeluarkan dokumen National Security Study Memorandum 200, 1974 (NSSM, 200) yang menggambarkan kebencian dan rencana AS untuk menghabisi kaum Muslim.
Intinya, mereka menyebut masalah kelebihan penduduk dunia sebagai “musuh” yang mengancam keamanan nasional Amerika. Dokumen NSSM 200 yang juga disebut Kissinger’s Report itu hingga hari ini tidak pernah dicabut. Penting dicatat, dokumen itu menyebut Indonesia sebagai salah satu dari 13 negara target utama politik depopulasi (pengurangan jumlah penduduk) (Hli.org/nssm_200_exposed.html).
Ketiga, pada bulan Mei 1991, pemerintah AS telah mempublikasikan beberapa dokumen rahasia yang isinya berupa pandangan pemerintah AS, bahwa pertambahan penduduk Dunia Ketiga merupakan ancaman bagi kepentingan dan keamanan AS.
Keempat, AS mengandeng PBB (melalui Lembaga UNDP, UNFPA) dan Bank Dunia untuk mengarahkan opini dunia, bahwa “pertumbuhan penduduk adalah sebuah masalah bagi Afrika, Amerika Latin dan Asia”.
Kelima, AS telah menyalurkan dana yang cukup besar untuk mewujudkan dua strategi ini. Dalam suatu laporan USAID dinyatakan, tahun 1965 sampai dengan 1974, AS telah menetapkan anggaran US$ 625 juta untuk kepentingan kontrol populasi. Anggaran yang telah dihabiskan dari tahun 1968 hingga 1995 adalah sejumlah US$ 1,5 miliar.
Dana sebesar itu di antaranya digunakan untuk membeli sekaligus mendistribusikan alat kontrasepsi berupa 10,5 juta kondom, 2 juta pil aborsi, lebih dari 73 juta IUD, lebih dari 116 juta tablet vaginal foaming. Semua bantuan itu ditujukan untuk negara-negara yang dinamakannya LCDs/Negara-negara berkembang (baca: Negeri-negeri Muslim). Bantuan itu di antaranya disalurkan melalui UNFPA, WHO, UNICEF, ILO, UNESCO, World Bank, ADB (Tatad, 2008).
Konspirasi di Balik Program KB : Fenomene Ketakutan Barat terhadap Kekuatan Islam…
Program KB yang selama ini sudah didengunkang merupakan salah satu strategi buat mengurangi populasi dan jumlah umat Islam. Hal ini dilakukan dengan berbagai dalih yang dikemas sedemikian rupa sampai maksud dan tujuan sesungguhnya yaitu membatasi jumlah umat Islam menjadi samar.
Ini nih dalih-dalih yang menjadi alasan mereka yang foby terhadap Islam :
1.Melindungi Kesehatan reproduksi Wanita
Wanita yang melahirkan anak sedikit menurut pandangan mereka maka bakal terjaga kesehatannya. Trus, untuk menggolkan tujuan tsb maka mereka memasuki berbagai jalur dari jalur formal maupun jalur informal. Jalur formal dengan melakukan pendekatan kepada pembuat keputusan agar dibuat peraturan perundang-undangan sehingga nantinya suatu saat wanita yang punya anak lebih dari dua bakalan kena sanksi baik sosial jalur semi hukum. Seperti saat ini terjadi proses pengesahan UU Reproduksi perempuan oleh DPR.
2.Komoditi Kemiskinan
Dengan menjual komoditi kemiskinan di negara-negara berkembang yang mayoritas negara yang berpenduduk muslim maka program 2 anak cukup bakalan semakin digencarkan baik secara formal maupun non formal.Padahal kemiskinan yang terjadi saat ini dan yang sudah terjadi bukan karena kesalahan mereka (penduduk yang miskin tsb) tapi juga nggak kalah besar pengaruhnya akibat dari penjajahan negara-negara barat kepada negara berkembang kayak di Indonesia.
Fakta terbukti sewaktu sekitar tahun 1940 sampai tahuan 1960 jumlah penduduk Indonesia nggak sebesar seperti saat ini tapi buat makan nasi saja kesulitan.Tapi saat ini yang jumlah penduduknya sudah lipat dua kali lebih maka nasi secara umum bisa didapatkan di sembarang tempat.Apa yang kayak gini bukan merupakan bukti bahwa jumlah penduduk nggak ada hubungannya dengan kesejahteraan ataupun kelaparan!
3.Penundaan Perkawinan or Larangan Menikah Usia Dini
Dengan penundaan perkawinan diharapkan bakal mengurangi tenggang waktu reproduksi wanita buat melahirkan sehingga diharapkan wanita bakal mempunyai jumlah anak yang sedikit atau sesedikit mungkin.Tetapi apa yang bisa kita lihat di lapangan saat ini, yang terjadi adalah sex bebas, dan menurut penelitian sudah lebih dari 20 % remaja kita sudah melakukan hubungan sex sebelum nikah.
Padahal bagi orang yang berpegang pada agama, sex bebas dapat mendatangkan murka dari Allah SWT dan bila Allah sudah murka maka kebinasaan manusia lah yang bakalan terjadi, nggak sebatas kelaparan doang. Bukti kemurkaan Allah saat ini adalah dengan bermunculannya penyakit baru yang mematikan dan membuat penyandangnya tersiksa seumur hidup, kayak AIDS-HIV, FLU Burung, Flu Babi dan sebagainya.
4.Penyebaran Alat-alat Kontarasepsi
Pil ,Kondom dan sebagainya juga membawa efek negatif yang luar biasa khususnya penyebaran sex bebas di antara generasi muda bangsa Indonesia. Selain itu alat konstrasepsi pil dan sebagainya itu ada efek samping karena penumpukan hormon. Alasan bahwa kondom juga dapat melindungi penggunanya dari virus HIV juga nggak terbukti, ternyata realita d ilapangan virus HIV menyebar dengan gencar terhadap pengguna kondom .
5.Selain itu program Kesehatan Reproduksi Perempuan juga melegalkan pengguguran janin dengan alasan membahayakan kesehatan ibunya.
Masya Allah…
Konspirasi Di Balik Konsep “Mengatur Kelahiran”…
Memperbanyak keturunan adalah perbuatan yang mandub oleh karena itu tidak berdosa apabila tidak dilakukan. Pengaturan/pengendalian kelahiran yang berkembang saat ini merupakan konspirasi dari orang-orang kafir yang sengaja dibuat untuk melawan kaum muslimin karena mereka takut kalau-kalau pertumbuhan umat Islam bakalan mengancam tujuan, dominasi/pengaruh dan kepentingan mereka.
Bagaimanapun, Islam menyadari bahwa sebab dari permasalahan ekonomi dunia sekarang adalah pendistribuan harta yang tidak merata dan bukan minimnya produksi. Karena pada kenyataannya sumber daya alam di bumi yang diambil melebihi/ melampui kebutuhan manusia.
Allah SWT berfirman : “Dan tidak ada satu binatang melata pun di bumi melainkan Allah yang memberi rizkinya.” (QS 11 : 6)
Sebab dari pendistribusiannya yang tidak merata adalah aturan yang tidak adil dari penguasa sehingga menyebabkan hanya beberapa orang saja yang menjadi kaya sekali sementara banyak orang menjadi miskin sekali, lebih jauh lagi kekayaan akan diatur dan dikelola oleh beberapa orang saja. Sesungguhnya Islam merupakan sistem yang sangat adil dan dapat diandalkan dalam memecahkan masalah ekonomi di dunia saat ini. Tidak ada satu sistem manapun yang lebih adil dan lebih dapat diandalkan daripada sistem Islam.
Solusi Islam…
Isu ‘ledakan jumlah penduduk’ atau ‘kelebihan populasi’ hanyalah alat yang sangat berguna untuk menjelek-jelekkan negara-negara dengan pertumbuhan penduduk yang besar (baca: negeri-negeri Muslim) dan pada saat yang sama mengurangi risiko berkurangnya pengaruh negara-negara maju di masa datang.
Kaum Muslim tentu harus sadar terhadap konspirasi ini. Sebab, jumlah penduduk kaum Muslim yang besar adalah modal potensial untuk membangun SDM yang tangguh dan akan memimpin dunia.
Lagipula banyaknya jumlah penduduk di dunia nggak akan menjadi masalah berarti. Sebab, pada dasarnya Allah SWT menjamin ketersediaan sumberdaya alam ini buat menopang kehidupan manusia sampai Hari Kiamat (Lihat: QS al-Baqarah [2]: 22).
Yang menjadikan sebagian manusia mengalami kemiskinan atau krisis pangan (kurang gizi/kelaparan) nggak lain karena kerakusan ideologi Kapitalisme Barat. AS, misalnya, hanya memproduksi 8% minyak bumi, namun mengkonsumsi 25% jumlah minyak bumi yang ada dunia.
Jumlah penduduk Barat hanya sekitar 20% dari populasi dunia, tapi malah menghabiskan 80% dari produksi pangan dunia. (Jurnal-ekonomi.org, 2/9/08).
Jelas, semua agenda di atas adalah untuk mengekalkan penjajahan AS dan sekutunya atas kaum Muslim. Allah SWT telah menyatakan dengan tegas bahwa penjajahan atas kaum Muslim adalah haram:
“Allah sekali-kali tidak akan memberi orang-orang kafir jalan untuk memusnahkan orang-orang yang Mukmin “.(QS an-Nisa’ [4]:141).
Semoga Umat Islam sadar dengan konspirasi barat ini dan lebih yakin dengan jaminan Allah pada umat yang bertaqwa maka Allah akan menjamin rezeki kepada umat yang bertaqwa tsb.
Dan terakhir… Karena itu, kaum Muslim harus segera melepaskan diri dari penjajahan AS sebagai negara adidaya pengusung utama ideologi Kapitalisme. Satu-satunya jalan untuk bisa keluar dari penjajahan AS adalah dengan menegakkan kembali sistem kehidupan Islam dalam naungan Khilafah Islam. Wallâhu a’lam bi ash-shawâb. [islampos]
TINGGALKAN KOMENTAR ANDA