Setidaknya ada 4 keanehan yang terjadi di Muktamar NU 33 Jombang

Pada awal agustus 2015 ini di Jombang jawa timur di gelar acara Muktamar NU ke 33. Sebuah acara rutin ormas islam NU 5 tahunan yaitu pemilihan ketua umum PBNU. Sebuah muktamar nasional yang dihadiri oleh Kyai-kyai NU se indonesia dan tentu saja melibatkan pejabat publik nasional .

Baca juga : Pendukung islam nusantara goyang oplosan di panggung seni islam nusantara.


Namun sayang perhelatan akbar ormas islam terbesar di indonesia kali ini menjadi muktamar terburuk yang pernah terjadi seperti yang disampaikan oleh Ketua PBNU di era Hasyim Muzadi, Andi Jamaro Dulung yang mengatakan bahwa muktamar NU di Jombang ini merupakan  muktamar kelima yang pernah diikutinya.

Dan menurutnya muktamar kali ini adalah muktamar terburuk. "Ini akal-akalan untuk menarik satu-persatu peserta, lalu disogok," tegas dia. Kenapa menjadi Muktamar terburuk, karena ada beberapa kejadian yang seharusnya tidak terjadi malah terjadi dalam acara muktamar kali ini. Setidaknya ada 4 keanehan yang membuat kita prihatin.Dan dibawah ini beberapa penjelasannya.

1.Proses Regristasi peserta Muktamar Ricuh.

Awal proses registrasi,peserta muktamar double, isu penculikan peserta hingga pembahasan tata tertib pemilihan rois am yang menggunakan metode Ahlul halli wal aqdi (Ahwa) atau tidak. Rapat pleno pertama bahkan sampai beberapa kali mengalami penundaan.

Diprediksi, muktamar kali ini akan berjalan molor. “Kami siap saja menyiapkan kondisi kalau mundur. (Mundur) Kemungkinan ada, saya tidak tahu sampai kapan, kalau mundur satu hari, dua hari, haduhhh,” kata Ketua Panitia Muktamar wilayah Jatim, Syaifullah Yusuf atau Gus Ipul, Minggu (2/8).

Persoalan yang terjadi di muktamar kali ini bertambah pelik. Isu intervensi pemerintah juga merebak di arena muktamar seiring pro dan kontranya pemilihan rois aam dengan metode ahwa.

Tertundanya Sidang Pleno Tata Tertib hingga dini hari yang dibarengi sejumlah insiden membuat prihatin banyak pihak, termasuk Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siradj. Secara khusus, Kiai Said melakukan konferensi pers di media center, Senin (3/8/2015) siang.

Ini yang terjadi mengagetkan kita semua, kita malu. Muktamar NU organisasinya para kiai terjadi kegaduhan sampai tidak bisa ditolerir, tidak bisa dimaklumi sampai segitu amat,” kata Kiai Aqil yang didampingi Ketua Penitia Pusat, H Imam Aziz.

2.Isu suap Rp 15 juta per Pimpinan Cabang

Kubu KH Salahuddin Wahid terus melancarkan serangan kepada kandidat Ketua Umum Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang lain. Kali ini mereka menyebut upaya membeli suara senilai Rp 15 juta per Pimpinan Cabang NU.

Tudingan ini disampaikan mantan Ketua PBNU era Hasyim Muzadi, Andi Jamaro, yang mengetahui munculnya gerakan politik uang (money politic) dari salah satu calon Ketua Umum Tanfidziyah.
Setiap suara PCNU dibeli dengan harga Rp 15 juta agar bersedia menyepakati metode ahlul halli wal aqdi (AHWA) atau musyawarah sembilan ulama perwakilan AHWA dalam memilih Rais Am Syuriah atau Dewan Syuro. "Sampai sore ini, upaya membeli suara itu masih ada," ucap Andi kepada Tempo, Ahad, 2 Agustus 2015.

Andi menolak menyebutkan tudingan itu diarahkan kepada KH Said Aqil Siradj. Namun melihat dinamika pemaksaan mekanisme AHWA oleh panitia kepada muktamirin membuat dia berpikir soal Said Agil. "Ini bukan tudingan, tapi yang ngotot menerapkan AHWA kan mereka."

Karena itu, Andi berharap Komisi Pemberantasan Korupsi dan kepolisian mengusut tuntas praktek ini dan menghentikan sebelum pelaksanaan pemilihan. Hal ini sekaligus membuktikan kepada publik bahwa mekanisme AHWA yang didesain untuk menghindari politik uang justru menjadi ajang transaksional.

3.Menyerupai Muktamar partai poltik

Menyerupai muktamar politik ini di kritisi oleh Gus Sholah yang mengungkapkan bahwa, pelaksanaan muktamar kali ini jauh dari apa yang diharapkan terutama dari sisi kepanitiaan yang amburadul. Bahkan pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, ini menilai muktamar kali ini menyerupai muktamar partai politik, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

"Ini muktamar NU atau muktamar PKB? NU ini kan ormas tidak bisa sama dengan partai. Pelan-pelan NU kini kehilangan ruh jihadnya, masuk nilai pragmatismenya, kalau pragmatis masuk ke partai saja," ujar Gus Solah saat konferensi pers di Media Center Muktamar, Jombang, Jawa Timur, Ahad (02/8/2015).

4.Pengamanan muktamar melibatkan makhluk gaib sejagat

Panitia Muktamar melibatkan beberapa elemen pengamanaan. Selain personil gabungan sebanyak 2.000 personil kepolisian, TNI, dan Barisan Ansor Serba Guna (Banser), disebutkan ada elemen gaib yang menjaga muktamar tersebut.
Ki Cokro, atau Yusuf Cokro Santri, Guru Besar Perguruan Sapujagad, menyebut perhelatan akbar lima tahunan ini, juga dijaga ribuan jin muslim dan malaikat.

"Ada personil kasat mata dan personil, atau kekuatan tidak kasat mata. Termasuk, kekuatan jin muslim dan malaikat. Kekuatan itu, tidak hanya dari tanah Jawa, atau Indonesia, tetapi dari seluruh jagat semesta, utamanya yang menaruh simpatik," kata Ki Cokro.


Tujuannya, untuk menetralisir persinggungan energi dan menciptakan suasana damai dan ‎kondusif, muktamar berjalan lancar, serta menghasilkan kebaikan bagi umat di nusantara dan dunia.

Dia menyebut untuk menetralkan energi negatif yang ingin mengganggu mukmatar, ia dan personil perguruan melakukan beberapa ritual, di antaranya menanam ramuan campuran minyak Funni Basalwa dan Kasturi di punjer (pusar) alun-alun.

"Yang kita lakukan penyelarasan daya, atau menetralisir kemungkinan adanya gangguan energi gaib negatif," ucap Ki Cokro ditemui di sekitar lokasi Muktamar NU di Jombang, Sabtu 1 Agustus 2015.
Ditambahkan, jauh hari personil di perguruannya juga telah di-ijazahi (dibekali kekuatan) sebelum melaksanakan tugas pengamanan.

Dia juga mengatakan mendapat bantuan dari para kiai kampung yang punya semangat membantu pengamanan Muktamar. Mereka rutin melakukan Qijib Bala' dan Qijib Nassar secara rutin.
Sebelumnya juga beredar video kontroversial di youtube dengan judul Banser dan panitia muktamar NU 33 goyang oplosan di panggung seni Islam nusantara . Video ini beredar luas jelang acara muktamar ini . Sangat disayangkan semua pihak dengan kejadian ini. Seiring dengan itu Muktamar kali ini mengangkat tema "Islam Nusantara". Padahal konsep ini sarat dengan aroma libaral. Ada apa dengan mu ormas NU?berbagai sumber

Post : lemahirengmedia.com 
Semua artikel bersifat dinamis karena sewaktu-waktu akan mengalami perubahan data/sumber/analisa dan lainnya demi keakuratan dan obyektifitas informasi.

Tidak ada komentar

Copyright © . Lemahireng Info All Right Reserved -
Diberdayakan oleh Blogger.