Pak wapres ? nanti kalau ada yg bakar gereja, yang disalahkan adalah Lonceng too?

Terkait pernyataan JK yang menganggap akar masalah pembakaran masjid dan aksi anarkis kepada muslim di papua adalah Toa seperti di bawah ini :Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menilai penyebab kerusuhan yang terjadi di Kabupaten Tolikara, Papua pada Jumat (17/7) pagi tadi disebabkan oleh pengeras suara (speaker).JK menjelaskan, di daerah tersebut ada dua acara yang letaknya berdekatan yang digelar dari dua umat agama berbeda, Islam dan Kristen Protestan.
"Ada acara Idul Fitri, ada pertemuan pemuka masyarakat gereja. Memang asal-muasal soal speaker itu," ujar JK dalam konferensi pers di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat.
Mari pakai logika yang sama dgn GIDI (Gereja Injili Di Indonesia) Papua :Di Jakarta saat bertepatan dgn tgl 25 Desember 2015, umat Islam di Jakarta akan mengadakan Tabligh Akbar level Internasional yg dihadiri oleh perwakilan umat Islam dari seluruh dunia.
Dan MUI Jakarta menulis surat pemberitahuan kepada umat kristen di Jakarta agar di hari itu mereka dilarang untuk melakukan perayaan natal apapun di wilayah Jakarta karena bentrok dgn acara Tabligh Akbar, termasuk tidak boleh melakukan kebaktian dan Misa di gereja2 mereka, tidak boleh membunyikan terompet dan lonceng gereja. Jika mereka melanggar, maka MUI tidak bertanggungjawab jika ada yg membakar gereja....

Baca juga : 

GUBRAK !!! Ternyata Umat islam di Papua sudah lama tidak pakai speaker karena di larang

Gimana ?? Mau pake Logika yg sama?? 

Kalopun nanti ada yg bakar gereja, umat Islam gak usah khawatir disalahkan, karena wapres kita (kakek JK) akan menyalahkan bunyi Lonceng gereja... bukan yg bakar gereja.
FAIR kan??( Dede Sulaiman )


Inilah kronologi pembakaran masjid di Papua versi Habib Rizieq.
1. Tanggal 11 Juli 2015 terdapat Surat Edaran resmi dari GIDI yang ditandatangani oleh Pdt. Marthen Jingga S.Th Ma dan Pdt. Navus Wenda S.Th yang berisi bahwasanya GIDI Wilayah Toli melarang Perayaan Idul Fitri dan juga melarang muslimah berjilbab di seluruh Kabupaten Tolikara.
2. Tanggal 17 Juli 2015 hari Jumat pagi jam 07.00 WIT saat Hari Raya Idul Fitri, tatkala umat Islam melaksanakan Shalat Idul Fithri di lapangan Makoramil 1702-11/Karubaga, terjadi Provokasi dari Pdt. Marthen Jingga dan Koorlapnya yang bernama Harianto Wanimbo dengan menggunakan megaphone berorasi untuk membubarkan Ibadah Shalat Idul Fithri di Tolikara.
3. Pukul 07.05 WIT Saat memasuki Takbir ke 7 rakaat pertama Shalat Idul Fithri massa dari Pdt. Marthen Jingga dan Harianto Wanimbo (Koorlap) mulai berdatangan dan melakukan aksi pelemparan batu dari bandara Karubaga dan luar lapangan Makoramil 1702-11/karubaga, dan secara paksa berusaha membubarkan kegiatan Sholat Idul Fitri dan mengakibatkan kepanikan jamaah yang sedang melaksanakan shalat.
4. Massa perusuh langsung melakukan pelemparan batu dan perusakan kios-kios yang berada di sekitar Masjid Baitul Mutaqin. Aparat keamanan berusaha membubarkan massa dengan mengeluarkan tembakan peringatan, namun massa semakin bertambah dan melakukan pelemparan batu kepada aparat keamanan.
5. Jam 08:00 kelompok radikal melakukan tindakan brutal dan anarkis berupa pembakaran kios-kios dan masjid Baitul Mutaqin serta rumah warga muslim, sehingga tidak kurang dari 10 orang muslim mengalami luka bakar.
Penguasa yang tidak membela agamanya.. Sudah hilang perasaan keislamannya.. Masjidnya dibakar.. Malah nganggap sepele.. Korban terbakar dari kalangan kaum musliminpun tak mau diambil pusing.(pojoksatu)
Karena desakan dan di bully publik akhirnya pak wapres mengklarifikasi pernyataannya bahwa kerusuhan yang terjadi tidak di sebabkan oleh speaker. malu kali.
Post : lemahirengmedia.com
Semua artikel bersifat dinamis karena sewaktu-waktu mengalami perubahan data/sumber/analisa dan lainnya demi keakuratan dan obyektifitas informasi.

Tidak ada komentar

Copyright © . Lemahireng Info All Right Reserved -
Diberdayakan oleh Blogger.