Pelaku bom alam sutra bukan teroris karena non muslim?

Siang itu tiba-tiba seluruh pengunjung di Mall Alam Sutera menjerit ketakutan, pasalnya mendadak ada ledakan Bom di siang bolong, tentu saja panik dan takut menghantui setiap pengunjung yang ada.
Meski tidak memakan korban jiwa dan hanya memecahkan kaca toilet tapi hal itu sangat menteror para pengunjung yang datang, kejadian itu pada Kamis (9/7) sekitar pukul 13.20 WIB terjadi di sebuah toilet Mall Alam Sutera.

Penyidik Polda Metro Jaya bersama tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menyatakan bom yang meledak di Mal Alam Sutera Tangerang Banten, mirip dengan bom di ITC Depok Jawa Barat pada beberapa waktu lalu.
“Kita dalami termasuk mencari karakter bom signaturnya,” kata Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Tito Karnavian, Sabtu (11/7).
Sejak kejadian kali pertama (Bom di Toilet) di Mall Alam Sutera pihak kepolisian, para pengamat, BNPT dan media bernafsu untuk menggiring kasus ini masuk pada isu terorisme. Bahkan dicoba narasi keterkaitan dengan kelompok atau jaringan terorisme tertentu di Indonesia.
Begitu pula di kejadian kali kedua, terorisme sudah menjadi bingkai opini untuk membaca kasus bom Alam Sutera. Di lapangan, aparat dengan cepat bisa menangkap pelakunya dan hasil penyidikannya dibuka ke publik.
Namun, publik akhirnya dikejutkan oleh realitas aktual baru bahwa ternyata pelakunya adalah Leopard Wisnu Kumala (29) alias Leo, seorang etnis Cina dan beragama Katolik. Media akhirnya seperti gagap untuk menata ulang opini, bahkan sebagian pengamat yang sebagian besar memegang pakem metode“framework analisis kultural” juga kelu lidahnya.
Bisa jadi BNPT juga mules perutnya karena teori terorisme yang diusung selama ini kesandung di Alam Sutera. demikian tulis beliau. Kini pelaku Bom Alam Sutera telah tertangkap, pelaku identitas juga sudah jelas hanya saja ada yang berbeda kali ini dengan tindakan yang sering di anggap terorisme selainya.
Dimana dalam kasus ini, media nasional menutup mata dan tokoh tokoh yang mengecam aksi terorisme pun sama bungkam seribu bahasa tiada memberikan komentar yang pedas di media yang ada. Bahkan, Leo mengaku sering melihat video tentang ISIS. Lagi-lagi yang menjadi kambing hitam ISIS, dan si “LEO”,bukan teroris.
BNPT tak muncul batang hidungnya, si Asad mbay yang biasa berkali kali muncul di media televisi meski sudah lagi tak punya jabatan, kali ini pun diem tak berkutik. 
Tidak ada kaitannya dengan terorisme

Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan pengeboman Mal Alam Sutera tidak ada kaitannya dengan terorisme. ”Motifnya pemerasan, kriminal murni,” katanya dalam kunjungan ke Banda Aceh, Kamis, 29 Oktober 2015 seperti dikutip Tempo.

Menurut dia, sejauh ini belum bisa ditemukan adanya jaringan terorisme dalam kasus tersebut. Pelakunya juga sudah ditangkap. Dia sebelumnya sudah tiga kali melakukan percobaan pengeboman di mal yang sama. Tapi dua sebelumnya tidak sempat meledak.

Badrodin menambahkan, sebelum meletakkan bom, pelaku tersebut sudah mengirim e-mail ke pemilik mal untuk menyiapkan dana. ”Kalau tidak (diberi), akan diletakkan bom di situ. Motifnya pemerasan.”

Proses identifikasi tersangka, menurut dia, sudah dilakukan sejak dulu. Dari temuan bom kedua sudah diselidiki dan dideteksi dengan melihat CCTV di tempat kejadian dan sekitarnya. Polisi kemudian mengumpulkan bukti-bukti lain untuk menguatkan kecurigaan terhadap pelaku. ”Belum sampai bukti lain ditemukan, kemarin terjadi lagi,” ucapnya.

Ketika ditanya soal identitas pelaku, Kapolri enggan menjawab. Dia hanya mengatakan pelaku adalah pegawai perusahaan yang gedungnya berada di sebelah mal tersebut. ”Ini pemerasan karena kita sempat memasukkan uang Rp 1 juta,” tuturnya.

Sosok Pelaku Bom Alam Sutera

Berdasarkan informasi yang diperoleh CNN Indonesia, Leopard merupakan alumni STTIKOM Insan Unggul Jurusan Manajemen Informastik Konsentrasi Informatika & Komputer tahun 2005, lulus tahun 2008.

Leopard lahir di Rangkas Bitung, 3 Agustus 1986. Saat SMA, Leopard tercatat sebagai siswa di Krakatau Steel Cilegon lulus tahun 2005, dan sebelumnya menjadi siswa di SMP Mardi Yuana Cilegon. Dari data yang diperoleh, lelaki beragama Katolik ini tercatat tinggal di Perumahan Griya Serdang Indah Blok B16 Nomor 16, Cilegon, Banten, dan sudah menikah.

Polda Metro Jaya mengungkapkan, bom yang diduga diledakan Leopard menggunakan teknologi terbaru. Leopard yang kini ditetapkan tersangka disebut pernah membuat empat bom sebelum meledakannya di toilet mal tersebut.

Menurut Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti, polisi telah mendapatkan gambaran utuh mengenai latar belakang Leopard. “Pelaku sudah membuat lima bom, ada dua bom diledakan, dua bom gagal meledak, dan satu bom berhasil dijinakan,” ujar Krishna dalam konferensi pers di Markas Polda Metro Jaya, Kamis (29/10).

Bom yang disebut Krishna berhasil dijinakan adalah bom di Mal Alam Sutera sebelumnya yaitu 6 Juli 2015. Satu bom yang diletakan di mal yang sama bahkan pernah tak bisa meledak. Satu bom lain yang tidak meledak adalah di tong sampah, lagi-lagi di mal yang sama.

Leopard ditangkap di Kompleks Banten Indah Permai, Kota Serang, Banten, Rabu lalu (28/10). Bom disebut dirakit di dalam kamar tidur. [AW/Tempo, CNN]

Tidak ada komentar

Copyright © . Lemahireng Info All Right Reserved -
Diberdayakan oleh Blogger.