Tokoh liberal. Sekolah Islam Sebaiknya Dikurangi Dan Disamakan Sekolah Kristen

Pernyataan ngawur keluar dari mulut tokoh liberal Musdah Mulia.Politikus asal PDIP tersebut menyatakan jika pendidikan Islam dan sekolah Islam di Indonesia harus dikurangi agar perkembangan terorisme di Indonesia bisa dibendung. Dia menginginkan Indonesia tidak terlalu fokus pada pendidikan anak muda dalam sekolah keagamaannya yang sangat kuat. Karena dengan begitu ditakutkan akan munculnya orang jihad lainnya seperti “Nurdin M Top”
Musdah menginginkan untuk sekolah diseluruh Indonesia untuk mengurangi jumlah sekolah yang mayoritas islam seperti sekolahan muhamadyah atau tempat santren lebih dikurangi dan harus disamakan dengan jumlah sekolah kristen yang ada di Indonesia. Memang tujuan hal ini sangatlah mengagetkan tetapi Musdah Mulia selalu berfikir kedepannya tentang masa depan anak muda yang akan datang, karena politikus PDIP ini tidak mau mempunyai penerus bangsa yang buruk.
Dan diharapkan dengan pernyataab Musdah Mulia ini, sekolah kristen dan islam akan berdiri sama rata karena beliau meniru negara lain yang mayoritas rakyatnya bisa sukses dengan menjadikan pendudknya tertib, disiplin dan juga toleran.
Memang wanita satu ini selalu menuai pro dan kontra dalam setiap pernyataannya yang diungkapkan kepada media. Musdah Mulia juga pernah mengatakan bahwa pembelajaran agama islam sebaiknya ditiadakan saja, Dengan pernyataannya seperti ini di faceboook dia menuai kecaman dari berbagai pihak karena banyak sekali masyaarakat yang tentunya tersinggung dengan penjelasan Musdah Mulia.
Tetapi kali ini ia berkeinginan menjajarkan sekolah islam yang terlalu banyak untuk setidaknya dikurangi dengan tujuan supaya terciptanya para pemuda yang lebih kopenten toleran dan juga berdisiplin tinggi.Karena Musdah berpendapat bahwa dengan berpendidikan agama yang terlalu berlebihan dikehidupan yang akan datang akan semakin menambah konflik dalam bermasyarakat.
Memang pernyataan inilah yang menuai banyak kecaman dari berbagai pihak netizen. TetapiMusdah memang gentar untuk menyatakan tujuannya ini adalah yang benar dan demi penerus bangsa Indonesia. Musdah juga menjelaskan bahwa semua orang di Indonesia yang beragama akan taat terhadap agamanya apabila tidak berhadapan dengan uang, kekuasaan dan proyek besar. Apabila sudah berhubungan, agama seperti tidak berarti lagi.

Di Australia Saja Hapus Pendidikan Agama Jadi Maju, Kenapa Indonesia Tidak?

 Lebih lanjut lagi dia menyarankan agar pendidikan agama di Indonesia dihapuskan. Menurutnya, Australia sudah melarang adanya pendidikan agama di Sekolah sekitar pada 22 tahun lalu. 
Hasilnya sangat luar biasa, menurut Musdah Mulia, Australia kini menjadi negara yang maju, tertib, lebih toleran dan lebih disiplin.
Wanita yang menjabat sebagai Eksekutif Megawati Intitute tersebut juga menyebut Singapura sebagai negara yang telah menerapkan sistem ini dan terbukti menjelma menjadi negara yang maju.
“Sejak PM Lee Kuan Yew menetapkan bahwa agama urusan pribadi, bukan urusan sekolah atau negara. Keputusan itu diambil karena Lee Kuan Yew melihat pengajaran agama justru menimbulkan perpecahan dan konflik, bukan perdamaian,” ungkap Musdah.

Menurut politikus asal PDIP tersebut, Indonesia juga seharusnya mencontoh Australia dan Singapura agar menjadi negara yang besar dan maju.
“Bahkan, ada Kementrian Agama yang memiliki jutaan pegawai di bidang agama, puluhan ribu sekolah agama, ratusan ribu rumah ibadah, triliunan rupiah untuk pembangunan bidang agama. Namun hasilnya? Indonesia masuk negara terkorup di dunia, bahkan korupsi pun marak di Kementerian Agama,” jelas Musdah.

“Jadi, sebaiknya ya untuk pendidikan agama di Indonesia alangkah baiknya dihapus saja supaya bisa mencontoh negara yang sudah sukses, salah satu contohnya adalah Australia,” tutup Musdah.(onlineindo)

Post : lemahirengmedia.com
Semua artikel bersifat dinamis karena sewaktu-waktu akan mengalami perubahan data/sumber/analisa dan lainnya demi keakuratan dan obyektifitas informasi.

Tidak ada komentar

Copyright © . Lemahireng Info All Right Reserved -
Diberdayakan oleh Blogger.