Ribuan Pejuang syariah khilafah se - Jateng tumplek blek di lapangan simpang lima Semarang

Pejuang syariah dan khilafah dari berbagai penjuru jawatengah tumplek blek di lapangan simpang lima semarang. Mereka hadir  dalam acara Rapat dan pawai akbar 1436 H yang di selenggaralan oleh hizbut tahrir indonesia. Sebagaimana di agendakan bahwa kegiatan serupa juga di laksanakan di 36 kota besar di seluruh Indonesia.

Acara ini dalam rangka mengukuhkan perjuangan penegakan syariah dan khilafah. Mengingat berbagai keterpurukan yang terjadi pada umat islam dunia di sebabkan karena tidak di terapkan hukum islam.

 Maka seruan penegakan penerapan hukum syariah menggelora di seantero negeri. Sehingga semakin sadarnya umat islam bahwa satu-satu solusi terbaik untuk berbagai problematika umat islam adalah penegakan syariah dan khilafah.


 Lantangnya teriakan takbir dan meriahnya kibaran Al-Liwa dan Ar-Raya, mengiringi teriakan ribuan umat untuk tegaknya Khilafah Islamiyah dalam acara Rapat dan Pawai Akbar 1436 H yang diselenggarakan oleh HTI DPD 1 Jateng. Acara Rapat dan Pawai Akbar 1436 H ini diselenggarakan di jantung Kota Semarang yaitu di Lapangan Simpang Lima Kota Semarang pada Ahad (10/5).
Choirul Anam (Lajnah Khusus Intelektual HTI DPD 1 Jateng) dalam orasinya menyampaikan bahwa neoliberalisme dan neoimperialisme yang hidup bebas dalam sistem demokrasilah yang mengakibatkan Indonesia yang kaya raya ini, rakyatnya hidup dalam kondisi yang tertindas dan sengsara.

"Lahirnya UU-UU liberal (UU Migas, UU SDA, dan sejenisnya) yang draft-nya berasal dari asing, dan lembeknya pemerintah terhadap perusahaan asing seperti Freeport merupakan bukti Indonesia itu dijajah, dijajah dengan gaya baru melalui neoliberalisme dan neoimperialisme", tegas Choirul Anam.

Ahmad Faiz (Lajnah Khusus Ulama HTI DPD 1 Jateng) sebagai orator selanjutnya menjelaskan bahwa kita umat muslim tidak perlu ragu untuk mencampakkan sekularisme beserta sistem-sistem yang berasaskan dengannya (demokrasi, neoliberalisme, neoimperialisme), sebab sudah banyak bukti jika sistem itu telah menindas dan menyengsarakan rakyat. Ahmad Faiz juga menyampaikan bahwa Syariah dan Khilafah adalah bagian dari Islam yang akan membawa kebaikan, yang merupakan obat atas penyakit yang timbul akibat neoliberalisme dan imperialisme. Jadi tidak ada yang perlu ditakutkan dari Syariah dan Khilafah, pungkasnya.
Video Rapat dan Pawai Akbar di Simpanglima Semarang

                                 

Pidato politik dari DPP HTI yang dibawakan oleh Ust. Dwi Tjondro menyerukan bahwa umat ini jelas memerlukan tegaknya Khilafah. Hanya dengan Khilafah umat Islam akan bersatu, menjadi pelita kebenaran dan teladan kebaikan, karena aqidah Islamiyah-lah yang menjadi asasnya, bukan sekularisme maupun asas buatan manusia lainnya.
Dwi Tjondro dalam pidato politiknya dengan terang dan tegas mengajak seluruh umat Islam untuk berjuang bersama dengan Hizbut Tahrir dalam perjuangan menegakkan Khilafah. Khilafah yang akan yang menerapkan Syariah secara Kaffah dan mengemban dakwah untuk menggapai berkah. Mari kita berdoa dan memperjuangkan Khilafah supaya lekas tegak kembali, dan semoga kita semua diberikan kesempatan untuk hidup di bawah naungan Khilafah, ajaknya dalam akhir pidato. [] MI Semarang

Tidak ada komentar

Copyright © . Lemahireng Info All Right Reserved -
Diberdayakan oleh Blogger.