Kasihan....!!! anak-anak muslim jadi korban krisenisasi pasca letusan kelud.

Anak-anak muslim yang mengungsi akibat letusan Gunung Kelud sedang diajarkan untuk mengenal Yesus. Itulah pesan dari akun Save Moeslim yang mengunggah video pemurtadan di situs Youtube.
Video bertajuk “Kristenisasi Muslim di Kelud” ini berdurasi 47 detik dan diunggah pada Senin (15/9/2014) lalu. Dalam lagunya anak-anak berkerudung itu berkali-kali mengatakan "Dalam Yesus kita bersaudara, sekarang dan selamanya". Video tersebut bisa dilihat di link berikut:
Hingga berita ini dibuat, Kamis (18/9/2014), video tersebut sudah dilihat lebih dari 20000 pengunjung. Kecamana munlai muncul, nampak dari komentarnya, kebanyakan dari mereka mengecam kejadian ini.

Sebut saja akun  Agil Sapto menuliskan : Kristenisasi banyak dilakukan pada masyarakat yg hidupnya susah....mrk sangat pandai memanfaatkan moment2 yg kayak gini......sebagai umat islam terutama organisasi2 islam hrs segera menolong dan membantu orang2 yg dlm kesusahan jgn sampai agama lain mengambil alih kewajiban kita..... ut kasus ini aparat hrs segera bertindak ut mengusut siapa dalang kristenisasi ini, supaya umat islam tdk mengambil sikap anarkis terhadap umat Kritiani......

Sementara akun lainya yang menuliskan : Masalsh seperti ini ysng memicu keresahsn ummat islam...wahai kerabat kristen...sadarlah, kalian senantiasa memulai pertengkaran.nanti jika ummat islam mulai unjuk gigi, kslian bilsng kami intoleran. Benarlah sabda nabi, bahwa orang2 nasrani dan yahudi tdk aksn srnang hingga ummat islam mengikuti mrk....bsiknya aparat keamanan turun lapsngan.(republika)




“Jika mengikuti dan mencermati peristiwa-peristiwa pemurtadan yang terjadi di Indonesia. Hal itu sebetulnya menjadi bahan untuk intropeksi diri bagi umat Islam, khususnya bagi para da’i yang mengemban amanah sebagai juru dakwah,” demikian disampaikan aktifis dakwah yang melawan juga berpengalaman melawan kristenisasi di daerah kawasan Merapi, M. Fanni Rahman  kepada hidayatullah.com, Sabtu (20/09/2014).
Menurut Fanni, adanya video berjudul “Kristenisasi Muslim di Kelud” tersebut, di mana menampilkan puluhan anak perempuan berjilbab (lebih tepat anak-anak Taman Pendidikan Al-Quran/TPA) menyanyikan lagu “Dalam Yesus Kita Bersaudara” itu menunjukkan fakta usaha pemurtadan memang ada.
Adapun daerah yang sering dan rawan terjadi usaha pemurtadan  adalah daerah-daerah terpencil. Di mana daerah-daerah tersebut, sangat kurang tersentuh oleh dakwah bahkan tidak sama sekali. Sementara, yang ada justru para visioner misi agama lain bergerak di sana.
Menurut Fanni, video itu sebenarnya adalah kasus lama. Meski demikian peristiwa ini dinilai miris.
Seperti diketahui, dalam video berdurasi 47 detik ditampilan anak-anak santri TPA lengkap dengan jilbabnya  menyanyikan sebuah lagu-lagu pujian kepada Yesus Kristus. Salah satu kalimat yang mereka nyanyikan adalah “Dalam Yesus kita bersaudara, sekarang dan untuk selamanya.”
“Memang di sana (Kelud) belum ada sekolah Islam maupun sekolah negeri, justru yang ada sekolah non Muslim,” tegas Fanni.
Maka yang terjadi, sambung Fanni, saat para aktifis dakwah meliput ke sana dan meminta anak-anak itu untuk bernyanyi, justru yang muncul lagu Yesus itu. Karena memang di sekolah non Muslim anak-anak itu hanya diajarkan lagu-lagu itu oleh para visioner misionaris.
Melihat dan mencermati peristiwa yang terjadi dalam video tersebut, aktifis dakwah yang juga relawan masjid Indonesia itu mengatakan bahwa ormas Islam, lembaga dakwah maupun juru dakwah dinilai kecolongan.
Ia berharap, juru dakwah  memperhatikan medan dakwah di tempat-tempat terpencil seperti di Keleud tersebut.
Di sisi lain,  kebanyakan para juru dakwah lebih suka memilih tempat-tempat yang enak dan “basah” seperti di kota-kota besar.
“Sementara di tempat terpencil jarang tersentuh dakwah bahkan diabaikan oleh para juru dakwah,” tegas Ketua Umum Sahabat al-Aqsha ini.*/Achmad Fazeri

----- INDONESIA MILIK ALLAH ----- 
 Lemdia.com (portalnya rakyat jelata) "Media lokal yang menggali dan mengangkat potensi masyarakat bawah"

Tidak ada komentar

Copyright © . Lemahireng Info All Right Reserved -
Diberdayakan oleh Blogger.