MISTERI Kesesuaian Waktu Shalat dengan Waktu Aktivitas Psikologis Tubuh


Sebuah penelitian ilmiah menemukan bahwa waktu-waktu shalat bertepatan dengan waktu aktif psikologis tubuh. Sehingga seakan-akan waktu shalat tersebutlah yang mengoperasikan siklus aktivitas seluruh organ tubuh.
 Apa yang Terjadi di Waktu Shalat? 

Shalat Fajar (Shubuh) 

Di dalam buku al-Istisyfa bi as-Shalat karya Dr. Zuhair Rabih disebutkan, bahwa hormon Kortizon yang berfungsi untuk melahirkan energi bagi tubuh manusia, akan bertambah pesat jumlahnya pada saat masuknya waktu shalat fajar seiring dengan meningkatnya tekanan darah. Oleh sebab itulah, setelah shalat fajar antara jam 6 sampai 9 pagi manusia akan merasa begitu bertenaga. Dan waktu-waktu seperti inilah yang menjadi waktu untuk bekerja dan mencari rezeki. 

Diriwayatkan dari Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Imam Ahmad, bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam  berdoa: 
“Ya Allah, berkahilah umatku di pagi hari mereka” 31)
Pada waktu seperti ini juga, kepadatan lapisan gas ozon di udara mengalami peningkatan. Dimana gas ozon ini memiliki efek positif terhadap fungsi organ saraf dan menggiatkan aktivitas berpikir pada otak. 


Jadi, cahaya lah yang menggiatkan hormon pemicu energi, seperti hormon yang melahirkan hormon Kortizon dan hormon Kelelakian tepatnya di pertengahan siang, serta menurunkan produksi hormon Melatonin melalui kelenjar Pineal. 

Pada jam-jam aktifnya suplay cahaya, saat itulah aktivitas biologis tubuh mencapai puncaknya, dan dimulailah peningkatan aktivitas Sympathetic system yang menjadi perangsang produksi hormon-hormon pemicu energi, merangsang kecepatan detak jantung, menaikkan tekanan darah, meningkatkan energi untuk setiap aktivitas yang diperlukan, menambah suplay darah ke otak, serta meningkatkan respon otak, konsentrasi, dan koordinasi otak dengan otot penggerak. 
Manfaat cahaya yang 1ainnya adalah: 
  Meningkatkan produksi hormon Kortizon. 
  Meningkatkan aktivitas penyaringan zat gula, menguraikan lemak dan protein.
Membantu tubuh untuk mendapatkan asam amino.
Menambah Energi yang diper1ukan untuk aktivitas di siang hari.

Waktu Shalat Zuhur 

Apa yang terjadi pada waktu shalat Zuhur bertolak belakang dengan waktu Subuh. Pada waktu ini, produksi hormon Kortizon terus mengalami penurunan sampai ke batas yang sangat rendah. Di saat-saat seperti inilah manusia merasa kelelahan, dimana kalau dihitung dari bangun pagi sampai ke waktu Zuhur, maka manusia sudah beraktivitas selama 7 jam. Disinilah letak manfaat shalat Zuhur yang berperan besar dalam memberikan rasa tenang dan tentram pada hati dan jasad yang sedang kelelahan. 

Setelah melaksanakan shalat Zuhur, kita dianjurkan untuk tidur selama satu jam untuk menyegarkan tubuh dan mengembalikan energi. Waktunya ada1ah sesudah shalat Zuhur dan sebelum Ashar. Tidur disaat seperti ini dinamakan dengan Qaylulah. Waktu beristirahat seperti ini telah disinggung oleh Rasulullah Shallalahu 'Alaihi wa Sallam dalam sebuah riwayat dari Ibnu Majah dari Ibnu Abbas ra, bahwa Rasulullah bersabda:

“Manfaatkanlah makan sahur untuk berpuasa, dan tidur siang untuk qiyamullail.“32) 
"Tidur sianglah, karena sesungguhnya setan tidak tidur siang"33) 

Secara ilmiah telah dibuktikan bahwa pada jam-jam seperti ini, secara umum tubuh manusia memang melalui masa-masa yang sangat berat, Dimana zat -zat kimia yang bersifat membius mengalami peningkatan produksi di dalam tubuh dan merangsang untuk tidur. Peristiwa ini terjadi kira-kira sekitar 7 jam setelah bangun pagi. Sehingga tingkat konsentrasi dan jumlah energi menjadi menurun. Maka apabila kita tidak memanfaatkan waktu seperti ini untuk tidur dan beristirahat, koordinasi saraf otot dengan otak akan semakin berkurang. 
Berikut ini adalah peristiwa-peristiwa yang dialami tubuh manusia di waktu tengah hari: 

Meningkatnya kadar hormon Testosterone hingga mencapai puncaknya.
Terus meningkatnya kadar hormon Adrenalin.
Rasa lapar yang menimbulkan perasaan tegang.
Meningkatnya aktivitas jantung, sehingga diwajibkan untuk tidak mengerahkan tenaga di jam-jam seperti ini.
Seperti yang diterangkan oleh Altergam dan Doubson, bahwa kemungkinan terhentinya kerja jantung semakin tinggi terjadi di sepanjang jam 1 sampai jam 3 siang. Begitu juga antara jam 6 sampai jam 9 sore. 

Dan kalau kita perhatikan pada penderita tekanan darah tinggi, ritme biologis pada tubuh manusia tidak akan berubah meskipun detak jantungnya cepat, atau tingginya tekanan darah, dan adanya hormon- hormon Catecholamine. 
Atas dasar ini bisa disimpulkan bahwa: 
Tingkat ancaman serangan penyakit jantung menjadi berkali-kali lipat pada waktu setelah Zuhur.

Produksi hormon Adrenalin akan tetap mencapai tingkat tertingginya bahkan pada kondisi tubuh sedang sakit sekalipun seperti penyakit tekanan darah tinggi. Dimana puncak produksi horrnon Adrenalin tersebut terjadi setelah waktu Zuhur seperti yang juga terjadi pada kondisi tubuh normal. 

Sudah diketahui dengan jelas, bahwa sebaiknya para penderita penyakit jantung ataupun tekanan darah tinggi, selalu memanfaatkan waktu istirahat dengan baik dan meninggalkan kesibukan sehari-hari pada waktu setelah Zuhur. Ini bertujuan untuk mengistirahatkan jantung dari aktivitas yang berat, serta untuk menjaga kerja jantung agar tidak melewati garis merah yang bisa mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti yang sudah ditegaskan dalam beberapa survey.34) 
Anatomy of the Brain

Waktu Shalat Ashar

Kemudian, tibalah giliran shalat Ashar yang akan membantu tubuh untuk mengembalikan energi dan meningkatkan kadar Adrenalin di dalam darah. Oleh sebab itu, akan terlihat peningkatan aktivitas dalam fungsi setiap organ tubuh khususnya lagi pada jantung. 

Dalam hal ini, shalat Ashar memiliki peran yang sangat penting untuk mempersiapkan tubuh dan jantung menghadapi aktivitas baru. Karena ditakutkan akan muncul efek yang berbahaya bagi penderita penyakit jantung  jika terjadi perubahan mendadak dari kondisi kerja ringan ke aktivitas yang lebih berat. 
Disini terkuaklah rahasia indah dari anjuran Al-Qur'an yang memerintahkan kepada kita untuk memperhatikan dan menjaga shalat Ashar, yaitu pada firman Allah Subhanahu wa Ta'ala : 

"Peliharalah segala shalat (mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa.  Berdirilah karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusyuk. ‘’ (Al-Baqarah 2:238) 

Para ulama tafsir telah bersepakat bahwa maksud dari Shalat Wustha tersebut adalah shalat Ashar. Dan seiring dengan adanya temuan bahwa pada waktu Ashar tersebut produksi hormon Adrenalin mengalami peningkatan, maka tersingkaplah rahasia mengapa kita diperintahkan untuk memelihara dan menjaga shalat Wustha ini. Dengan menunaikan shalat Ashar, itu berarti kita sedang melakukan aktivasi jantung secara bertahap. Sehingga nantinya kerja jantung akan menjadi lancar dan terkendali setelah menjalani masa-masa pasif untuk mengurangi kelelahan jantung. Manakala organ tubuh yang lain sedang disibukkan dengan gerakan-gerakan shalat Ashar, jantung dan hormon di tubuh kita memiliki kesempatan untuk mempersiapkan aktivitas alami selanjutnya yang akan mencapai puncaknya setelah beberapa waktu. 

Waktu Shalat Magrib

Di waktu shalat Magrib, terjadi penurunan produksi hormon Kortizon yang juga diiringi dengan mulainya penurunan energi pada tubuh dan perubahan kondisi alam dari terang ke gelap. Kondisi seperti ini sama sekali bertolak belakang dengan apa yang terjadi pada waktu Subuh. 
Pad a waktu Magrib, produksi hormon Melatonin yang merangsang tubuh untuk beristirahat dan tidur akan meningkat. Sehingga tubuhpun menjadi lemah dan terkesan ingin bermalas-malasan. Dalamn hal ini shalat Magrib dikatakan sebagai Terminal Transisi bagi perubahan kondisi tubuh tersebut. 

Waktu Shalat Isya 

Shalat Isya merupakan terminal akhir dalam perjalanan aktivitas organ tubuh selama sehari penuh. Pada waktu ini terjadi perpindahan dari kondisi tubuh yang aktif ke kondisi tubuh yang benar-benar menginginkan untuk tidur. Hal ini juga disertai dengan keadaan yang sudah gelap dan meningkatnya jumlah hormon Melatonin. Oleh sebab itu, umat Islam disunnahkan untuk melambatkan shalat Isya ke waktu beberapa saat sebelum tidur sebagai penutup kegiatan pada hari itu. 

Dalam Musnad Imam Ahmad disebutkan sebuah riwayat dari Mu'adz bin Jabal, pada suatu hari, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam  terlambat mengerjakan shalat Isya. Sedangkan para sahabat mengira bahwa beliau sudah shalat Isya dan tidak akan keluar rumah lagi.

 Lalu Rasulullah berkata:
"Akhirkanlah shalat ini, karena kalian telah dimuliakan melebihi umat yang lain dengan sebab shalat ini. Dan tidak ada satu umat pun yang pernah mengerjakannya sebelum kalian."35) 

Perubahan-perubahan yang Terjadi Pada Waktu Isya dan Sesudahnya: 

  Aktifnya sistem saraf yang dikenal dengan Pilrasympathetic System. 
  Menurunnya kecepatan detak jantung dan suhu badan.
  Munculnya kecenderungan untuk tidur.
  Menurunnya produksi hormon Kortizon. 
  Aktifnya sistem kekebalan tubuh.
  Meningkatnya produksi Hormon Melatonin 

Seperti yang sudah diketahui, bahwa produksi hormon Melatonin yang teratur dan sistematis memiliki hubungan yang sangat erat dengan kematangan akal dan organ tubuh manusia. Sistem inilah yang kemudian mengatur tubuh untuk menjalani sebuah pola aktivitas yang tetap. Oleh sebab itu, kita dapati bahwa kedisiplinan dalam mengerjakan shalat lima waktu adalah tehnik yang paling tepat dan sesuai untuk menciptakan adanya keselarasan antara tubuh manusia dengan aktivitasnya sehari-hari. Dan inilah yang dapat membantu seluruh organ tubuh manusia bekerja dengan efektif. 

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan sebagaimana berikut: 
Seorang muslim yang bangun di waktu Subuh dan melaksanakan shalat Subuh, berarti dia tengah melakukan tiga macam proses transisi yang sangat penting, yaitu: 

Persiapan tubuh untuk menerima cahaya yang akan menurunkan kadar aktivitas kelenjar Pineal, mengurangi kadar hormon Melatonin, dan mengaktifkan proses-proses lain yang berkaitan dengan cahaya. 

Mengakhiri dominasi Parasympathetic System sejak malam hari dan membuka jalan bagi aktifnya Sympathetic System di siang hari. 

Persiapan untuk memanfaatkan energi yang akan dilahirkan oleh meningkatnya kadar hormon Kortizon secara alami sejak pagi hari. Begitu juga dengan bertambahnya hormon Serotonin dan Androfine dalam darah. 
Ketika melaksanakan shalat Zuhur, maka seorang muslim tengah melakukan tiga macam interaksi, yaitu: 

Penenangan jiwa melalu shalat yang telah terpengaruh dengan meningkatnya jumlah Adrenalin di penghujung pagi. 

Menurunkan efek hormon Testosterone yang mencapai kadar tertingginya di waktu Zuhur. 

Jam biologis akan meminta kepada tubuh untuk menambah suplay energi apabila seseorang belum memasok tubuhnya dengan makanan. 

Shalat Ashar yang harus benar-benar dijaga dengan baik. Karena waktu shalat Ashar berhubungan dengan pencapaian kadar tertinggi yang kedua kalinya bagi hormon Adrenalin. Yaitu level yang diiringi dengan tampaknya aktivitas beberapa organ tubuh khususnya bagian jantung. 

Sebagaimana kebanyakannya kondisi para penderita penyakit jantung yang mengalami keluhan lebih besar setelah meningkatnya kadar Adrenalin yang kedua di waktu Ashar. Sehingga bisa dikatakan bahwa jantung akan menghadapi kondisi yang riskan di waktu seperti ini.

 Anehnya lagi, kondisi seperti ini juga berlaku pada bayi yang baru lahir. Dimana rata-rata waktu kematian bayi yang baru lahir akibat lemahnya jantung terjadi pada jam 2 setelah Zuhur hingga jam 4, terlepas dari keyakinan kita bahwa kematian itu sudah ditentukan waktunya. 

Bukti lain yang menunjukkan bahwa waktu setelah shalat Zuhur adalah waktu yang sangat riskan bagi tubuh  secara umum dan bagi jantung khususnya adalah: Kebanyakan keluhan ataupun masalah yang timbul pada bayi yang baru lahir adalah masalah jantung dan pernafasan.

 Bahkan ini juga terjadi pada orang-orang normal. Dimana tubuh mereka pada masa-masa tersebut menghadapi suatu kondisi yang sulit. Yaitu tingginya kadar Peptida Khusus yang membuat turunnya tingkat konsentrasi seseorang dan lebih cenderung untuk tidur. Inilah kondisi yang sering mengakibatkan terjadinya kecelakaan. Walhasil, shalat Asharlah yang bisa menjadi cara untuk mengantisipasi dampak yang ditimbulkan oleh kondisi yang tidak normal. 
Kesimpulan: 
Shalat Magrib adalah masa transisi dari keadaan yang terang menuju kondisi gelap. Yaitu kebalikan dari apa yang terjadi di waktu Subuh. Pada waktu Magrib, meningkatlah produksi hormon Melatonin yang disebabkan oleh keadaan gelap sehingga menimbulkan perasaan ngantuk dan malas. Sebaliknya, kadar hormon Serotonin dan Kortizol serta Androfine menjadi rendah. 

Shalat Isya adalah titik perpindahan dari kondisi tubuh yang aktif kepada kondisi pasif Dan ini juga merupakan kebalikan dari kondisi tubuh di waktu Subuh. Maka jadilah shalat Isya sebagai waktu pergantian yang tetap dari dominasi saraf Sympathetic Syistem dan diambil alih oleh saraf Parasympathetic System. 

Dan disinilah letak rahasia mengapa disunatkan untuk melambatkan shalat Isya sampai beberapa saat sebelum hendak tidur. Yaitu agar shalat Isya dijadikan sebagai pemberhentian terakhir bagi aktivitas tubuh yang langsung disambung dengan tidur. Saat-saat seperti inilah suhu tubuh dan detak jantung mengalami penurunan, dan bertambahlah kadar hormon-hormon pembentuk darah. 

Satu hal yang patut ditekankan disini adalah, bahwa kesesuaian waktu shalat yang lima tersebut dengan perubahan-perubahan biologis yang penting di dalam tubuh, menjadikan shalat-shalat tersebut sebagai suatu kebutuhan bagi tubuh yang sangat berpengaruh. Dari setiap waktu shalat kita bisa memperkirakan proses apa yang akan dan sedang terjadi di dalam tubuh.

 Hal ini karena tubuh kita sudah memiliki waktu siklus pergantian dan sistem yang tetap. Sebagaimana juga shalat yang ditandai dengan dikumandangkannya suara Adzan membuat tubuh manusia memasuki suatu sistem koordinasi yang berhubungan erat dengan alam sekitarnya.

 Ini bisa kita lihat dengan adanya pengaruh faktor eksternal terhadap aktivitas biologis di dalam tubuh, seperti adanya pergantian suasana terang dan gelap. Begitu juga dengan aktivitas shalat yang dilakukan pada waktu-waktunya. 


----- INDONESIA MILIK ALLAH -----
 Lemdia.com (portalnya rakyat jelata) "Media lokal yang menggali dan mengangkat potensi masyarakat bawah"

Tidak ada komentar

Copyright © . Lemahireng Info All Right Reserved -
Diberdayakan oleh Blogger.