Pertarungan 3 Ideologi di panggung perpolitikan Dunia

Dalam sejarahnya, Ideologi Sosialisme di emban oleh beberapa Negara di di dunia, namun yang paling terkenal dalam sejarahnya adalah Negara Uni Soviet yang menjadikan ideology ini sebagai sebuah asas di dalam bernegara. Namun runtuhnya tembok Berlin di Negara Jerman merupakan akhir dari peradaban ideology ini.
Namun, walaupun Negara Uni Soviet runtuh pada decade awal tahun 90-an bukan berarti ideology yang diembannya pasti akan turut terkubur dan takkan bangkit lagi. Ini karena ideology adalah sebuah ide. Tidak adanya Negara yang mengemban bukan berarti ideology sosialisme tidak bisa bangkit atau lenyap.
Namun bisa dikatakan bahwa Sosialisme hanya mengalami kematian ideologis, yang artinya masih memiliki potensial untuk hidup kembali. Memang bisa kita lihat beberapa Negara yang seolah mengemban ideology sosialisme ini seperti Negara Kuba, China dan Korea Utara, ini mungkin karena sekilas melihat adanya aqidah komunisme yang diemban oleh Negara itu, namun sejatinya kalau kita melakukan analisa, Negara-negara tersebut diatas telah terpengaruh oleh ideology Kapitalisme, walaupun tidak secara menyeluruh, ini karena mereka terikut arus ideology kapitalisme itu sendiri sehingga idelogi sosialisme menjadi tidak jelas dalam praktek pelaksanaannya.
Adapun ideology kapitalisme diemban oleh beberapa Negara, dan Negara yang menjadi “pengemban sejati” ideology ini adalah Negara Amerika Serikat yang sekarang menjadi Negara adidaya di di dunia.
Amerika mencari lawan atau sparring fatner bagi ideologinya. Ideologi Sosialisme telah runtuh, adapun ideology Islam, walaupun tidak ada atau belum ada Negara yang mengemban, namun ideology Islam diemban oleh individu-individu dalam masyarakat. Sekalipun demikian, mabda ini tetap ada di seluruh penjuru dunia.
Amerika Serikat sebagai pengemban ideology Kapitalisme, melihat Islam sebagai sebuah ancaman. Ini karena Amerika sadar bahwa semakin banyak umat islam yang sadar bahwa Islam yang mereka anut sebagai sebuah agama juga merupakan sebuah ideology.
Kekhawatiran Amerika ini mereka lakukan dengan melakukan perang pemikiran atau yang dikenal dengan istilah ghazwul fikri kepada negeri-negeri Muslim.
Ghazwul fikri mereka lancarkan untuk merusak pola fikir dan suluk (tingkah laku) umat Islam. Perang ini lebih mengerikan dibanding dengan perang fisik. Kenapa? Karena perang ini tidaklah terlihat, melainkan hanya dapat dirasakan. Itupun hanya mampu dirasakan oleh orang-orang yang bersungguh-sungguh memahami Islam secara cemerlang.


Pasca tragedy 9/11 adalah moment yang dijadikan oleh Amerika untuk menyerang Islam. Walaupun mereka mengatakan bahwa mereka tidaklah memerangi Islam, melainkan memerangi para terorisme. Yang menurut pengertian mereka bahwa segala aktivitas yang mengganggu kedamaian dan ketentraman dunia adalah terorisme.
Padahal faktanya, yang mereka serang adalah sebuah Negara dengan penduduk mayoritas muslim, seperti Afghanistan dan Irak. Mereka tidak berani secara terang-terangan mengatakan perang melawan Islam, karena mereka sadar bahwa Umat Islam memiliki nilai-nilai sensitifitas yang sangat tinggi terkait Islam.
Walaupun mereka terpisah oleh sekat-sekat batas nasionalisme, sebagai contoh ketika terjadinya pembakaran al qur’an ataupun saat terjadi kasus pembuatan karikatur nabi oleh kartunis salah satu surat kabar di Negara Denmark, maka seluruh komponen umat Islam dari seluruh penjuru dunia melakukan aksi protes. Itulah kenapa Amerika tidak berani secara lantang menyatakan perang terhadap Islam.
Namun, rupanya Amerika tidak bercermin terhadap diri mereka sendiri. Mereka mengatakan bahwa segala aktivitas yang mengganggu kedamaian dan ketentraman dunia adalah terorisme. Padahal jika menggunakan definisi itu, Amerika adalah Negara teroris. Negara penjagal manusia. Karena jutaan rakyat Irak tewas dalam perang yang mereka lakukan. Belum termasuk korban dari Negara lain seperti Afghanistan dengan dalih memerangi Taliban.
Kritik atas ideology Sosialisme
Ideologi sosialisme tidak sesuai dengan fitrah manusia. Sebab meskipun ideologi ini mengingkari adanya Allah dan ruh, akan tetapi ia tetap tidak mampu memusnahkan naluri beragama (gharizah tadayyun) sebagai fitrah manusia. Ideologi ini hanya bisa mengalihkan pandangan manusia kepada suatu kekuatan yang lebih besar dibanding dirinya dan mengalihkan perasaan taqdis (mensucikan/mensakralkan) kepada kekuatan besar tersebut.
Menurut mereka, kekuatan itu berada di dalam ideologi dan diri para pengikutnya. Mereka membatasi taqdis hanya pada kedua unsur itu. Berarti, mereka telah mengembalikan manusia ke masa silam, masa animisme; mengalihkan penyembahan kepada Allah ke penyembahan makhluk-makhluk-Nya; dari pengagungan terhadap ayat-ayat Allah kepada pengkultusan terhadap doktrin-doktrin yang diucapkan makhluk-makhluk-Nya.
Semua ini menyebabkan kemunduran manusia ke masa silam. Mereka tidak mampu memusnahkan fitrah beragama, melainkan hanya mengalihkan fitrah manusia secara keliru kepada kesesatan dengan mengembalikannya ke masa animisme.
Berdasarkan hal ini, ideologi sosialisme telah gagal ditinjau dari fitrah manusia. Malah dengan berbagai tipu muslihat, mereka mengajak orang-orang untuk menerimanya; dengan mendramatisir kebutuhan perut mereka untuk menarik perhatian orang-orang yang lapar, pengecut, dan sengsara.
Ideologi ini dianut oleh orang-orang yang bermoral bejat, atau orang yang gagal dan benci terhadap kehidupan, termasuk juga orang-orang sinting yang tidak waras cara berpikirnya yang merasa bangga dengan ide-ide sosialisme yang menurut mereka itu dapat memasukkan mereka ke jajaran kaum pemikir.
Semua ini akan tampak tatkala mereka mendiskusikan dengan arogan tentang teori Dialektika Materialisme dan Historis Materialisme. Padahal kenyataannya, ide-ide ini paling terlihat kerusakan dan kebatilannya, dan dengan sangat mudah dapat dibuktikan oleh perasaan fitri dan akal sehat.
Supaya manusia tunduk pada ideologi ini, maka ideologi ini memerlukan paksaan melalui kekuatan fisik. Maka tekanan, intimidasi, revolusi, menggoyang, merobohkan, dan mengacaukan masyarakat merupakan sarana-sarana yang penting untuk mengembangkan ideologi tersebut.
Kritik atas Ideologi Kapitalisme
Ideologi kapitalisme juga bertentangan dengan fitrah manusia, yang terwujud secara menonjol pada naluri beragama. Naluri beragama tampak dalam aktivitas pen-taqdis-an (pensucian); di samping juga tampak dalam pengaturan manusia terhadap aktivitas hidupnya.
Akan tampak perbedaan dan pertentangan tatkala pengaturan itu berjalan. Hal ini menunjukkan tanda kelemahan manusia dalam mengatur aktivitasnya. Oleh karena itu, menjauhkan agama dari kehidupan jelas bertentangan dengan fitrah manusia.
Namun bukan berarti bahwa adanya agama dalam kehidupan menjadikan seluruh amal perbuatan manusia terbatas hanya pada aktivitas ibadah saja. Tetapi arti pentingnya agama dalam kehidupan adalah untuk mengatasi berbagai persoalan hidup manusia sesuai dengan peraturan yang Allah perintahkan. Peraturan dan sistem ini lahir dari aqidah yang mengakui apa yang terkandung dalam fitrah manusia, yaitu naluri beragama.
Menjauhkan peraturan Allah dan mengambil peraturan yang lahir dari suatu aqidah yang tidak sesuai dengan naluri beragama adalah bertentangan dengan fitrah manusia. Maka dari itu, kapitalisme telah gagal dilihat dari segi fitrah manusia.
Kapitalisme telah menjadikan masalah agama sebagai masalah pribadi (bukan masalah masyarakat), sekaligus menjauhkan peraturan yang Allah perintahkan dari problematika hidup manusia dan pemecahannya.
Disamping itu, Ideologi ini juga melahirkan persoalan lain, yakni menyebabkan tumbuhnya ide kebebasan yang dikemudian disebut dengan ide demokrasi. Ini muncul dari Pembatasan gereja hanya dalam wilayah privat dan bukan mengurusi publik mengakibatkan berbagai hal, diantaranya adalah
a. Munculnya kebebasan beragama
Agama merupakan urusan individu manusia dengan tuhannya. Orang lain tidak memiliki kewenangan untuk menentukan dan mengarahkan kedalam agama manapun. Sehingga merupakan hal yang sah-sah saja ketika orang dengan mudah keluar masuk agama karena kepentingan kepentigan sesaat.
Kasus Martin Luther di Jerman merupakan bukti kongkrit bagaimana lembaga keagamaan menjadi hal yang provan dan tidak berarti sama sekali. Dikarenakan kepentingan duniawi (perkawinan pendeta katholik), menyebabkan berdirinya Agama baru yaitu Kristen Protestan. Kebebasan inilah yang akhirnya memunculkan faham Pluralisme.
b. Munculnya kebebasan Berpendapat
Pendapat merupakan hak individu untuk mengemukakan gagasannya kepada siapapun. Agar manusia memiliki hak yang sama dalam mengemukakan pendapat inilah kemudian dibentuklah lembaga perwakilan dalam parlemen untuk menyalurkan aspirasi mereka. Tentunya dengan mekanisme politik. Oleh karena itulah demokrasi menjadi salah satu faham yang pokok dalam mabda Kapitalisme.
c. Munculnya kebebasan berprilaku
Prilaku adalah hal yang asasi dalam mabda kapitalis. Seseorang tidak diperkenankan menganggu eksistensi prilaku seseorang yang lain. Pelanggaran terhadap kebebasan prilaku ini berarti melanggar HAM seseorang.
d. Kebebasan dalam kepemilikan
Kepemilikan menurut ideologi kapitalisme adalah tidak terbatas. Karena berhenti bagi mereka adalah kematian. Cukup adalah kegagalan. Sehingga sistem ekonomi kapitalis sangat mengerikan dalam implementasinya. Apalagi dengan ditemukannya Mesin Uap oleh James Watt di Inggris yang mendorong terjadinya Revolusi Industri. Akibatnya terjadilah perubahan yang sangat radikal, dari sistem feodalistik dengan faham Merkhanteisme menjadi Industri dengan sistem penjajahan ekonominya.
Kebangkitan Islam dan Ideologinya
Sejak diruntuhkan Khilafah oleh agen Inggris berdarah yahudi dari suku Dunamah yakni Mustafa kemal At-Tarturk pada tanggal 3 maret 1924 silam, Umat Islam memang menjadi seperti anak ayam kehilangan induknya. Negeri-negeri yang dulu menjadi satu tanpa ada sekat dibawah institusi daulah Khilafah Islam, kini negeri-negeri itu terpecah-pecah menjadi lebih dari 57 negara.
Bahkan negeri Sudan adalah contoh teranyar yang baru saja terpisah menjadi 2 yakni Sudan Selatan yang didominasi oleh kaum Kristen dan Sudan Selatan yang didominasi oleh Kaum Muslim. Ini tidak terlepas dari konspirasi Negara barat yakni Amerika melalui Refrendum rakyat Sudan.
Namun, fajar kebangkitan Islam mulailah tampak, dan sinarnya semakin bercahaya. Ini ditandai dengan semakin tingginya kesadaran umat Islam akan kesatuan dan persatuan. Seruan penegakan daulah Khilafah sebagai institusi pemersatu umat semakin membahana diberbagai negeri yang tersebar di lima benua.
Bahkan dinegara pengemban ideology Kapitalisme yakni Amerika Serikat, seruan khilafah pun terdengar, bahkan pernah melakukan konfrensi khilafah disana untuk yang kali pertama, walaupun konfrensi khilafah yang kedua gagal karena pihak penyedia tempat konfrensi ditekan oleh Pemerintah Amerika agar membatalkan tempat tersebut sebagai tempat pelaksaan konfrensi Khilafah.
Bahkan di Negara yang baru saja terjadi pergolakan politik yakni Tunisia yang mengakibatkan Presiden Ben Ali mengundurkan diri setelah tidak mampu meredam konflik yang terjadi di pusat kota akibat aksi unjuk rasa dan penjarahan, seruan Khilafah pun masih dapat kita dengar di sana.
Ide Khilafah yang dulu hanya bermula dari sudut Masjid al aqsa oleh Syaikh Taqiyudin an-Nabhani rahimullah kini telah merambah ke seluruh penjuru dunia. Ide Khilafah telah berada di lebih dari 40 negara dan tersebar di lima Benua.
Berbegai gerakan Islam pun telah menyuarakan kebangkitan umat ini dengan system Khilafah-nya. Kesadaran ini terus muncul dan tumbuh di tengah-tengah umat. Ide Khilafah telah menjadi wa’yul ‘am (kesadaran umum) setelah sebelumnya menjadi ro’yul ‘am (opini umum) ditengah-tengah masyarakat.
Memang, tanpa Khilafah Islam, umat tidak bisa menjadi umat yang disebut al qur’an sebagai sebaik-baik umat (lihat Surat Ali Imran ayat 110). Inilah yang juga telah menjadi kesadaran masyarakat di dunia Islam. Mereka sadar dan yakin, bahwa semua persoalan dan permasalahan yang menimpa dunia dengan segala penderitaanya selain akibat dari system kapitalisme yang sekarang sedang “berkuasa” melainkan juga karena ketiadaan Khilafah Islam sebagai pengganti system Kapitalisme itu sendiri.
System Khilafah sudah pernah terbukti dalam rentan panjang sejarahnya yang telah menorehkan tinta emas peradaban yang gemilang, sejak bermula dari daulah Islam kali pertama di Madinah yang Rasulullah saw dirikan, kemudian mampu menyebar ke lebih 2/3 dunia.
Insya Allah, fajar kebangkitan sekaligus kemenangan itu akan muncul tidak lama lagi. Ini hanyalah persoalan waktu. Karena janji Allah pastilah akan terjadi, sebagimana pula janjiNya pada bisyarah khilafah jilid II melalui lisan rasulNya yang mulia yakni Rasulullah saw.
“…kemudian akan ada khilafah yang berada diatas manhaj kenabian. Kemudian beliau diam” (Musnad Imam Ahmad).

Tidak ada komentar

Copyright © . Lemahireng Info All Right Reserved -
Diberdayakan oleh Blogger.