JATENG, Remaja banyak melakukan seksual di luar nikah.

Data dari satu kabupaten di Jawa Tengah dari 70 pernikahan dalam setahun, 37 di antaranya karena hamil di luar nikah.Meningkatnya hubungan seksual di luar nikah tiap tahunnya menjadi kekhawatiran banyak kalangan. Sudah demikian parahkah zina itu?Di Jawa Tengah, Kasud Bina Ketahanan Remaja BKKBN Jateng, Aan Supardan mengatakan jumlah ini meningkat tujuh kali lipat dibanding 2008.
Aan mengungkap data, mereka yang berumur 18 tahun hingga 20 tahun sudah melakukan hubungan di luar nikah. Bahkan data terakhir menunjukkan remaja usia 15 tahun hingga 19 tahun juga pernah merasakan hubungan seksual di luar nikah.
Laporan BKKBN Jawa Tengah ini juga menyebutkan data dari satu kabupaten di Jawa Tengah dari 70 pernikahan dalam setahun, 37 di antaranya karena hamil di luar nikah.
Menjawab persoalan itu, Humas DPD Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Jawa Tengah Abdullah IAR menyebutkan akar masalah tingginya perilaku seks bebas di Jawa Tengah dikarenakan kehidupan sekuler telah merasuk pada keluarga, nilai-nilai agama jauh dari keluarga.
“Orang tua lebih suka membiarkan anaknya bermain, pacaran, mencari hiburan daripada mengajaknya belajar agama, mengikuti pengajian,” ujarnya kepada Media Umat.
Ia memaparkaan perubahan nilai pada masyarakat; masyarakat menjadi permisif, terjadi pembiaran, masa bodoh terhadap anaknya. Kalau dulu orang tua merasa risih melihat anak putrinya didatangi laki-laki, apalagi sampai malam, sekarang orang tua malah khawatir ketika anak putrinya tidak punya pacar, karena beranggapan tidak laku, sehingga kadang orang tua malah mencarikan dan menfasilitasi terjadinya pacaran.
Faktor lain, menurut Abdullah, adalah lingkungan sosial yang sudah rusak, pornografi dan porno aksi di mana-mana. Remaja begitu mudahnya mengakses film ataupun gambar-gambar porno. Lingkungan yang rusak ini tidak bisa melahirkan kontrol sosial.
“Yang muncul malah individualisme, masa bodoh dengan orang lain,” terangnya.
Untuk mencegah perilaku tersebut, ia menuturkan yang perlu diperbaiki orangnya, dengan mendekatkan masyarakat pada agama. “Masyarakat kita yang mayoritas Islam harus dibina dengan Islam sehingga paham terhadap Islam dan mau melaksanakannya secara utuh,” jelasnya.
Dalam Islam telah dijelaskan bagaimana seharusnya manusia mengendalikan hawa nafsunya agar tidak merusak dan membinasakan.
Dan paling penting, menurutnya, harus ada perubahan sistem kehidupan yang sekuler seperti sekarang ini menjadi sistem kehidupan yang islami. Karena diterapkannya sistem sekuler inilah sesungguhnya pangkal dari maraknya penyimpangan seksual ini.
“Dalam sistem sekuler, agama tidak dianggap penting, yang penting orang sukses, punya pangkat dan jabatan, punya kekayaan,” imbuhnya.
Perbaikan Sistem Pendidikan
Maraknya seks bebas di kalangan remaja ini juga menjadi bukti gagalnya sistem pendidikan saat ini, yang dibangun diatas ideologi sekuler. Dalam sistem pendidikan yang diterapkan sekarang, agama memang diajarkan tetapi sangat sedikit sekali, ditambah dengan model pembelajarannya yang hanya menekankan aspek kognitif, tidak menyentuh aspek afektif dan psikomotornya, tidak mampu membangun karakter atau kepribadian Islam.
Menurut Abdullah, pendidikan agama harus mampu membangun kepribadian Islam yang tercermin pada pola pikir yang Islami dan perilaku yang juga islami. “Budaya yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam harus dihilangkan, atau diganti dengan budaya yang Islami,” paparnya.
Serta perbaikan sistem kehidupan masyarakat yang islami dengan kembali kepada syariat Islam secara kaffah.  “Perlu juga pembinaan pranikah dengan pembinaan keluarga Islam, agar remaja yang akan menikah faham tugas dan tanggungjawabnya, terutama terkait dengan pendidikan anak yang akan dilahirkannya sehingga ada kesadaran,” tutupnya.[] brojo/fatih

jzk..... Lemdia.com (portalnya rakyat jelata) "Media lokal yang menggali dan mengangkat potensi masyarakat bawah"

Tidak ada komentar

Copyright © . Lemahireng Info All Right Reserved -
Diberdayakan oleh Blogger.