Ternyata media nasional banyak yang membenci FPI

Pasca insiden FPI di Lokalisasi ALASKA Sukorejo Kendal Jawa tengah berbagai media berlomba-lomba menyodorkan pemberitaan terkait tragedi tersebut.

Menurut pengamatan kami ternyata mayoritas media kita terkesan menyudutkan FPI.Opini umum sengaja digiring agar mengarah ke satu obyek saja dalam hal ini adalah FPI.Lebih jelas lagi opini di arahkan supaya publik berkesimpulan bahwa yang paling bersalah dalam insiden itu adalah FPI.Padahal insiden yang menelan korban di Lokalisasi tersebut tidak hanya melibatkan FPI saja tetapi masih banyak elemen yang lain.


Misalnya warga setempat,Preman lokalisasi,aparat terkait dalam hal ini adalah pihak kepolisian terdekat juga turut berperan dalam kejadian .Apakah memang media kita sudah bersepakat untuk memberikan citra buruk terhadap FPI ataukah media kita merasa gerah dengan hadirnya FPI di tengah-tengah masyarakat indonesia.

Kebencian mereka Bisa di lihat dan di perhatikan dari judul berita atau head line di berbagai surat kabar di bawah ini...


Berita di atas mengerucut bahwa penyebab insiden tersebut adalah satu obyek yaitu FPI.



Benarkah warga yang melawan FPI ataukah preman lokalisasi yang memprovokasi warga sekitar..


Padahal penyebab utama adalah aparat kepolisian terkait yang membiarkan praktek prostitusi

Penolakan beasisiwa dari pihak keluarga dengan alasan merasa tidak pantas menerima sebab masih banyak yang lebih membutuhkannya.


SBY harusnya memberikan peringatan keras kepada pihak lokalisasi karena masih beroperasi di bulan Ramadhan dan harus memberi teguran keras kepada pihak aparat setempat untuk menjamin di tutupnya tempat perzinahan di sukorejo.


Perhatikan dari susunan kalimat berita di atas..semua mengarah kepada FPI sebagai penyebab utama insiden di lokalisasi tersebut.Siapapun yang membaca judul berita di atas pasti berkesimpulan bahwa FPI itu kejam dan beringas dan suka dengan kerusuhan.


Nah secara kesimpulan memang mayoritas masyarakat tidak suka dengan kekerasan dalam bentuk apapun.

Semua sadar dan memahami bahwa dengan kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah tetapi kita juga tidak boleh langsung menohok pihak FPI dalam insiden ini.

Bisa di pahami bahwa maraknya lokalisasi di indonesia secara umum adalah wujud kekerasan perilaku berbahaya karena menjadikan bejatnya moral bangsa ini. Perzinahan di biarkan bahkan di beri payung hukum karena menghasilkan pajak.Pemerintah memberi sanksi pada pihak lokalisasi lantaran telat bayar pajak atau nominal setoran kepada oknum sedikit.

Sampai kapan indonesia akan seperti ini..Praktek prostitusi ilegal karena tidak bayar pajak tetapi menjadi legal dan di lindungi setelah memberi keuntungan kepada pemerintah.. Kalau saja dari pihak pemerintah bisa mentertibkan penyimpangan moral khususnya pelacuran yang ada di negara ini bisa di pastikan FPI tidak pernah ada .FPI hadir karena wujud keprihatinan melihat moral bangsa ini yang sudah di ambang kehancuran.

Padahal sebenarnya dalam perjalanannya....

FPI mengajari bagaimana MASYARAKAT menulis surat kepada lurah, camat, bupati, DPRD, POLRES hingga gubernur/pangdam setempat secara bertahap. Dalam artian, jika bupati tidak dan Polres tidak bertindak, maka MASYARAKAT melapor akan diteruskan ke tingkat yg lebih tinggi.

PROSEDUR MASYARAKAT DAN FPI INI SAMA SEKALI TIDAK PERNAH MASUK TV !!!

Jika ke semuanya tidak juga ada tindak lanjut, maka MASYARAKAT dan FPI akan berdemo secara baik-baik di DPRD, kantor BUPATI dsb.

DAN TV PUN MASIH ENGGAN MELIPUT BERITA INI.

Jika demo baik-baik tidak diindahkan, maka MASYARAKAT dan FPI berdemo dengan tegas ke DPRD, kantor bupati dsb.

SAMPAI DISINI PUN MASIH BELUM DISIARKAN TELEVISI & MEDIA MASSA.

Jika tetap tidak ada tindak lanjut, maka MASYARAKAT, sekali lagi, MASYARAKAT dibantu FPI menutup paksa dan membubarkan tempat-tempat maksiat yang tidak diingini masyarakat sekitarnya… Ingat, tempat maksiat yang tidak disukai oleh masyarakat sekitarnya !!! Dan status FPI adalah sebagai YANG DIMINTAI TOLONG OLEH MASYARAKAT SEKITAR.

DISINILAH BARU MEDIA MASSA SEKULER BERLOMBA-LOMBA MENJADIKAN BREAKING NEWS, HEADLINE REPORT, LIVE, ON AIR, BAHKAN DIBAHAS SECARA KHUSUS DAN DISKUSI SERTA MENAYANGKAN PENDAPAT-PENDAPAT KAUM MUNAFIK DAN SEKULER!!!

MASIHKAH ANDA BERFIKIR FPI ITU BRUTAL DSB ???

Agar saudara tahu, dalam banyak hadits:

Seorang sahabat bertanya pada Rasulullah Muhammad ?:

Apakah kita akan diazab sedang diantara kita masih banyak orang saleh? Rasulullah Muhammad ? menjawab: Ya! Jika banyak kefasikan dan kemunkaran serta TIDAK ADA SATU ORANG PUN YANG MELARANGNYA. (HR. Muslim)

Media gerah dengan FPI...


Media juga terkesan membungkam fakta kebenaran terkait peristiwa yang terjadi, media selalu memberitakan hal-hal yang menyudutkan pihak islam.

Ketika berkaitan dengan islam mereka fokus dalam menganalisa dan mencari data-data yang memperkuat analisisnya dengan tujuan menelanjangi islam.

Tetapi ketika berurusan dengan penyimpangan lain khususnya pelacuran seperti yang marak terjadi di sukorejo itu media enggan menguras tenaganya. kenapa media tidak mengorek informasi tentang efek dari lokalisasi terhadap generasi muda di daerah sekitarnya...

Alasan yang lebih kuat di bawah ini seperti yang di post kan oleh blog sebelah..

Pertama, kelompok-kelompok yang memusuhi FPI adalah kelompok beruang seperti kelompok mafia, liberal, Kristen radikal dan kelompok politik. Meraka bisa dengan mudah untuk memberi siaran televisi. Jadi ini hanya persoalan duit, siapa yang bisa bayar itu yang mereka beritakan dengan senang hati.

Saya kasih contoh, pada saat Ustad Awit tampil di salah satu televisi dengan menyerahkan salah satu film ceramah Ribka Tjiptaning di Banyuwangi, mereka kita tantang untuk berani setel ini karena isinya soal PKI, ternyata mereka tidak berani. Adapun yang disetel lagi ribut-ributnya. 

Tetapi ceramah Ribka soal PKI di Banyuwangi selama 20 menit, kok tidak berani mereka setel. Apa karena FPI tidak bayar, kalau disuruh bayar nanti dulu. Tadi itu asumsi pertama, tetapi indikasinya kan kuat siapa punya duit bisa menguasai media massa.

Kedua, jangan lupa, hampir semua stasiun televisi tidak ada yang luput dari protes FPI. Hampir semua televisi pernah didemo oleh FPI. Biasalah, mungkin mereka tersinggung karena pernah didemo FPI. 

Jadi mereka enggan untuk menyiarkan berita-berita yang menurut mereka dapat mengangkat citra FPI. Jadi sepertinya ada sakit hati dan dendam kepada FPI yang pernah mendemo mereka. FPI tidak peduli kalau mereka salah kita demo. Metro TV, SCTV, RCTI dan Indosiar pernah kita demo, bahkan TVRI pernah kita demo. 

Televisi mana yang tidak pernah kita demo. FPI tidak peduli mendemo televisi, yang penting kalau salah ya kita protes. FPI tidak peduli apakah beritanya akan dimuat atau tidak dimuat di televisi. Itu asumsi kedua, artinya indikasinya kan ada.

Ketiga, ini yang paling kuat. Sesuai dengan dokumen Rand Corporation, disitu ditulis donasi-donasi AS dan sekutunya memang berupaya dengan segala kekuatan finansialnya untuk membeli media massa. Paling tidak, kalau tidak beli ya mereka kuasai. Itu memang ada dalam Rand Corporation, itu artinya terperinci betul. 

Adapun yang menarik disitu juga disebutkan, kalau ada perbuatan-perbuatan yang menaikkan citra yang dilakukan kelompok Islam manapun tidak boleh dimuat. Bukan hanya FPI, tetapi kelompok Islam manapun. Sebaliknya, kalau ada perbuatan-perbuatan yang sekiranya dapat menurunkan citra kelompok Islam, maka harus dimuat dan harus diulang-ulang.

Makanya jangan kaget, kita bisa lihat acara di Metro TV dan SCTV, peristiwa penyerangan tempat biliar yang dijadikan ajang judi oleh laskar FPI tahun 2002 atau sudah 8 tahun lalu. Tetapi film itu selalu diulang, kadang-kadang kalau diulang seperti peristiwa Banyuwangi filmnya selalu diulang. Berarti apa yang dilakukan SCTV dan Metro TV serta beberapa televisi lain sesuai dengan dokumen Rand Corporation. Bukan mencoba mengkait-kaitkan, tetapi faktanya memang begitu.

Kembali ke insiden di Sukorejo tadi, Bukankah sudah jelas bahwa perzinahan dalam berbagai versinya di HARAMKAN secara hukum agama dan perilaku yang merusak moral dalam tatanan sosial masyarakat...

Lalu siapa coba yang sebenarnya menjaga moral bangsa ini...

FPI...KAH...

PREMAN...KAH...

POLISI KAH....

WARGA SUKOREJO KAH...

SBY KAH....

MEDIA KAH....

Atau mungkin malah Para wanita penjual tubuh dan mafia yang menjadi tonggak tegaknya lokalisasi di Alaska....

Silahkan menialai FPI dengan bijak dan objektif ?

1 komentar

Anonim mengatakan...

Saya suka dengan tulisan anda mengenai fpi dan media apalagi saat fpi juga mendemo beberapa media karena tayangannya...namun apakah anda juga mengetahui bahwa beberapa petinggi fpi juga meminta dan sangat sangat menerima dana dari lembaga ataupun subjek2 yang mereka datangi untuk berdemo??

Copyright © . Lemahireng Info All Right Reserved -
Diberdayakan oleh Blogger.