Bohong besar warga kendal anti FPI..Nich buktinya

Ternyata pemberitakan berbagai media sekuler kalau warga kendal anti FPI hanya omong kosong belaka. Justru warga Kendal sangat mendukung tindakan FPI dalam menutup tempat maksiat di lokalisasi Alaska.

Adanya lokalisasi Alaska yang semakin berkembang justru malah membuat warga setempat terutama Desa Sentul dan Desa Ngerancah menjadi resah.Lha wong lokalisasi kok malah di lindungi pemerintah.

Kedua desa itu adalah desa terdekat dengan lokalisasi tersebut.Seperti yang di lansir oleh suara islam dalam investigasinya pasca bentrok warga kendal dengan FPI 

1.Pengakuan warga setempat.

Salah satu warga setempat sebut saja  Usman (40) misalnya,dia mengaku setuju dengan tindakan FPI. Dia mengaku resah dengan perkembangan lokalisasi dari waktu ke waktu.

“Saya tidak benci FPI. Justru saya mendukung FPI tutup lokalisasi. Lokalisasi itu memang meresahkan masyarakat,” katanya kepada Islampos.com.

Hal senada juga diutarakan Rukun (38), seorang penjual gorengan di depan Pom Bensin Sukorejo. Dia menyayangkan pemberitaan media massa yang mengesankan warga menyetujui lokalisasi karena menuntut pembubaran FPI.

“Gak betul warga Kendal benci FPI. Warga sangat resah (dengan lokalisasi). Desa Sentul dan Desa Ngerancah (dua desa yang paling berdekatan dengan lokalisasi, red.) sudah mau menutup lokalisasi. Tapi gak punya kekuatan,” tambahnya.

Rukun menambahkan selama ini upaya warga sudah sangat maksimal dalam menghentikan aktivitas kemaksiatan tersebut. Namun Pemerintah setempat tidak terlihat memiliki niat untuk segera memenuhi tuntutan warga.

Lha Si Beny (yang rumahnya) dekat lokalisasi piye kerjane (bagaimana kerjanya, red)?” ujarnya menunjuk Wakil Ketua DPRD Kendal, Benny Karnadi dari Fraksi PKB, yang juga tampil dalam diskusi ILC di TVOne saat membahas kasus Kendal. Saat tampil di televisi Benny mengklaim telah berjuang untuk menutup lokalisasi itu. Nyatanya, warga mengingkarinya.


Ketua Pemuda Muhammadiyah Kendal, Agus Budi Utomo (35), membenarkan keresahan warga selama ini. Bahkan pihaknya sudah pernah melayangkan surat kepada Pemerintah Kabupaten Kendal dan Kapolres Kendal untuk segera menutup lokalisasi. Namun, hingga saat ini, surat tersebut belum juga mendapat respon. “Tidak ada tanggapan sama sekali,” paparnya.

Agus menjelaskan tingkat perzinahan di Sukorejo sangat mengkhawatirkan sekali. Jika dulu lokalisasi hanya sekedar bangunan kayu, tapi kini berkembang menjadi bangunan rumah permanen. “Ini sangat membahayakan bagi generasi muda,” kata Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 04 Kendal ini.


2.Adanya becking dari preman  Ronggolawe.

Lebih mengagetkan lagi adalah adanya becking dari preman yang bernama Ronggolawe.Masyarakat setempat sudah tidak asing dengan sekelompok preman ini.Preman Ronggolawe yang menjadi becking tempat maksiat di kendal dan juga menjadi becking judi togel.

Ratusan preman menyerang anggota Front Pembela Islam (FPI) dalam konvoi damai pada Kamis (18/7/2013) lalu di Sukorejo, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Indra, salah seorang anggota Ronggolawe, membenarkan kelompoknya melakukan aksi penyerangan kepada FPI. Indra malah menampik keterlibatan warga dalam aksi mereka sore itu.

“Mereka semua adalah Ronggolawe. Ronggolawe yang menyerang FPI bukan warga,” tegasnya kepada Islampos.com yang melakukan investigas pada Sabtu (27/7/2013) lalu di Kendal.

Menurut pengakuan Indra, jumlah anggota Paguyuban Ronggolawe sebanyak 150 orang. Mereka bekerja untuk membekingi judi toto gelap alias togel. “Jumlah anggota Ronggolawe ada 150. Kami membeking judi togel,” terangnya.

Selain terlibat dalam judi togel, anggota Ronggolawe juga bertindak sebagai tukang tagih alias Debt Collector. Meski demikian Indra mengaku jika Ronggolawe tidak terlibat dalam membeking pelacuran.

Namun, tokoh masyarakat Sukorejo sekaligus pengasuh Pesantren Salamatun Qolbi, Ibnu Shodiq, membantah jika Ronggolawe tidak terlibat pelacuran. Dia mengaku sering berhadapan dengan Ronggolawe saat hendak menutup tempat hiburan malam di Sukorejo.

Bahkan, atas aktifitasnya dalam membubarkan kegiatan kemaksiatan di Sukorejo, Dosen Universitas Negeri Semarang  menjadi target operasi Ronggolawe.

“Saya pernah di-TO (Target Operasi) sama mereka. Tapi saya tidak takut, saya balik samperin mereka. Tapi malah mereka yang  takut,” katanya tertawa lebar.


sumber:http://www.suara-islam.com/read/index/7884

Lemdia.com (media milik kaum rakyat jelata) "Media lokal yang menggali dan mengangkat potensi masyarakat bawah"
Copyright © . Lemahireng Info All Right Reserved -
Diberdayakan oleh Blogger.