Heboh... Arisan s*x anak SD di Kediri

LemahirengMedia.info --- Tidak kalah dengan yang dewasa anak SD ini mengadakan arisan kayaknya ibu -ibu pkk . Kalau ariasan bertujuan untuk menabung sangat tidak bermasalah ,tetapi arisan yang ini adalah arisan sex... Busyeeeet.... anak SD arisan seperti ini bagaimana yang tidak SD?... Lebih parah lagi mungkin...

Heboh... Arisan sex anak SD di Kediri

Kalau di cari siapa yang paling bersalah dalam kasus ini jelas yang paling bersalah adalah lingkungan dan para pemberi contoh di tempat tinggalnya berada. Sangat memukul para tokoh masyarakat tentunya karena kejadian ini membuat para orang tua sadar diri .

Jangan-jangan kenakalan generasi muda kita di sebabkan karena mencontoh dari yang lebih tua..kan emang sudah dari sononya bahwa perilaku anak-anak rata-rata kan mencontoh yang di lakukan para pendahulunya... 

Coba cek sendiri berita di bawah ini...

Arisan Sex Anak SD di Kediri, Libido Tak Tersalurkan

Heboh sebuah fenomena seks bebas dengan melibatkan anak dibawah umur berstatus pelajar bermodus arisan sek juga terjadi di Kediri, Jawa Timur. 

Lebih ironis lagi, hal itu dilakukan oleh siswa Sekolah Dasar, yang baru beranjak remaja.

Temuan adanya seks bebas dikalangan siswa Sekolah Dasar ini diungkapkan oleh Hj.Ike Firdasari selaku ketua Persatuan Waria Kediri disela sela acara refleksi akhir tahun Komisi Penanggulangan AIDS Daerah Kota Kediri Jum’at (28/12) lalu.

Menurutnya seks bebas tersebut dilakukan oleh 6 pelajar sekolah Dasar di Area Lokasi Gelanggang Olah Raga Jaya Baya di Kelurahan Banjar Melati Kecamatan Mojoroto Kota Kediri.

Lebih gila lagi, lanjutnya, seks bebas tersebut dilakukan secara beramai ramai bergiliran 6 orang.

”Istilahnya, bisa dikatakan Salome (Satu Lobang Rame-Rame), mereka melakukanya tidak hanya bersama Pekerja Seks Komersial, melainkan juga sama Waria. lagi pula saat berhubungan keenamnya dalam kondisi mabuk,” beber Hj. Ike.

Ike juga mengaku mengenal dan tahu identitas serta tempat tinggal, salah satu pelajar yang dimaksud.

Saat melakukan seks bebas, keenam pelajar Sekolah Dasar ini tidak dimintai uang sepeser pun uang oleh PSK dan Waria yang diajaknya melakukan hubungan badan.

Melihat kondisi seperti itu Hj. Ike merasa miris perasaanya. Maka dari itu ia meminta, petugas Satuan Polisi Pamong Praja berkordinasi dengan Aparat Kepolisian berperan aktif sesering mungkin melakukan razia disejumlah tempat hiburan dengan sasaran pelajar.

Tidak hanya itu,diharapkan juga peran serta orang tua agar lebih aktif lagi melakukan pengawasan kepada putera – puterinya. ”Jadi jangan salahkan PSK mau pun Waria yang seenaknya saja dijadikan kambing hitam, Peran serta Orang tua juga lebih Penting. Kalau sudah begini terus Bagaimana,” ujarnya.

Terpisah Seketaris Komisi Penanggulangan Aids Daerah Kota Kediri Heri Nurdianto dikonfirmasi mengenai temuan dari Perwaki,mengatakan.KPAD akan terus melakukan pendekatan, berkoordinasi dengan pihak orang tua bersangkutan serta tokoh masyarakat setempat untuk mengedepankan penyelesaian persuasif.

Libido Tak Tersalurkan

Sementara itu dilansir dari Surabayapagi.com Bagong Suyanto, sosiolog Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menilai “arisan seks" seperti yang baru-baru ini terbongkar di kalangan pelajar akibat kuatnya dua pengaruh perubahan yang ada di tiap diri remaja. Pertama, pengaruh perubahan permisif seiring dengan bertambahnya usia menuju kedewasaan. Kedua promiskuitas, yakni hasrat ingin menyalurkan seks dengan siapapun tanpa menempuh ikatan resmi atau perkawinan.

"Dua gejolak itu yang tidak tersalur dengan wajar. Tidak seperti remaja zaman dahulu, saat menginjak dewasa meraka menikah atau dikawinkan," kata Bagong.

Perilaku yang terjadi itu indikasi permisif yang makin kelihatan. Mereka tengah berada di rentan waktu menunggu libido. Dan bahayanya jika tidak tersalur dengan benar melalui ikatan pernikahan. 


Heboh... Arisan sex anak SD di Kediri

Sementara jalan yang dilakukan disebut promiskuitas, yakni mencari jalan keluar melalui relasi. Dalam hal ini PSK, karena tidak ada ikatan emosional. "Menggunakan jasa PSK, menurut mereka itu yang bisa dilakukan. Karena tidak ada ikatan emosional, setelah selesai ya sudah," jelasnya.

Hal lain yang menjadi sorotan, lanjut Bagong, karena saat ini kontrol masyarakat semakin longgar. Diumpamakan oleh Bagong, saat ini tidak seperti dulu. Kalau ada orang yang tidak melakukan salat, orang sekampung pasti tahu. "Saat ini, warga tidak lagi peduli dengan apa yang dilakukan orang lain. Termasuk tetangga, meski berdekatan," ucapnya.

Daniel M Rasyid, anggota Dewan Pendidikan Jawa Timur menambahkan, kasus terjadinya “arisan seks” tidak terlepas dari ketidakpedulian orangtua siswa, lembaga pendidikan, masyarakat, dan pemerintah terhadap jaminan masa depan generasi bangsa. Karena itu, “arisan seks” baik terjadi di kalangan pelajar Situbondo maupun pelajar SD Kediri, merupakan krisis besar di dunia pendidikan. " Masalah ini seperti gunung es yang harus segera dipecahkan," cetus Daniel.

Ia menyebut, saat ini, sekolah bukan lagi tempat murid belajar, melainkan hanya tempat para guru mengajar. "Artinya dunia pendidikan formal tidak sepenuhnya memberi pendidikan moral. Tapi hanya mengajarkan pelajaran-pelajaran secara tex book. Mengajarkan materi-materi untuk ujian saja," papar dosen Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS) itu. (sumber)

Fenomena Arisan Sex di bawah umur 

Tidak hanya di daerah lain, fenomena seks bebas dengan melibatkan anak dibawah umur berstatus pelajar bermodus arisan sek juga terjadi di Kediri, Jawa Timur.

Lebih ironis lagi, hal itu dilakukan oleh siswa Sekolah Dasar, yang baru beranjak remaja.

Temuan adanya seks bebas dikalangan siswa Sekolah Dasar ini diungkapkan oleh Hj.Ike Firdasari selaku ketua Persatuan Waria Kediri disela sela acara refleksi akhir tahun Komisi Penanggulangan AIDS Daerah Kota Kediri Jum’at (28/12) sore.

Menurutnya seks bebas tersebut dilakukan oleh 6 pelajar sekolah Dasar di Area Lokasi Gelanggang Olah Raga Jaya Baya di Kelurahan Banjar Melati Kecamatan Mojoroto Kota Kediri.

Heboh... Arisan sex anak SD di Kediri
Lebih gila lagi, lanjutnya, seks bebas tersebut dilakukan secara beramai ramai bergiliran 6 orang. ”Istilahnya, bisa dikatakan Salome (Satu Lobang Rame-Rame), mereka melakukanya tidak hanya bersama Pekerja Seks Komersial, melainkan juga sama Waria. lagi pula saat berhubungan keenamnya dalam kondisi mabuk,” beber Hj. Ike.

Ike juga mengaku mengenal dan tahu identitas serta tempat tinggal, salah satu pelajar yang dimaksud.

Saat melakukan seks bebas, keenam pelajar Sekolah Dasar ini tidak dimintai uang sepeser pun uang oleh PSK dan Waria yang diajaknya melakukan hubungan badan.

Melihat kondisi seperti itu Hj. Ike merasa miris perasaanya. Maka dari itu ia meminta, petugas Satuan Polisi Pamong Praja berkordinasi dengan Aparat Kepolisian berperan aktif sesering mungkin melakukan razia disejumlah tempat hiburan dengan sasaran pelajar.

Tidak hanya itu,diharapkan juga peran serta orang tua agar lebih aktif lagi melakukan pengawasan kepada putera – puterinya. ”Jadi jangan salahkan PSK mau pun Waria yang seenaknya saja dijadikan

kambing hitam, Peran serta Orang tua juga lebih Penting. Kalau sudah begini terus Bagaimana,” ujarnya.

Terpisah Seketaris Komisi Penanggulangan Aids Daerah Kota Kediri Heri Nurdianto dikonfirmasi mengenai temuan dari Perwaki,mengatakan.KPAD akan terus melakukan pendekatan, berkoordinasi dengan pihak orang tua bersangkutan serta tokoh masyarakat setempat untuk mengedepankan penyelesaian persuasif. (Pen/jto)

Siswi SMP Dicabuli Hingga Hamil 5 Bulan
Beritalima -- Kasus pencabulan kembali terjadi di wilayah Kabupaten Berau. Kali ini dilakukan oleh seorang pemuda berinisial Ds (20) warga Tanjung Redeb yang diketahui masih duduk dibangku kelas XII salah satu SMK terhadap seorang siswi SMP berinisial Fa (15). Akibat perbuatan Ds saat ini Fa tengah hamil 5 bulan.

Kasus ini terungkap akibat ibu Fa mengetahui bahwa saat ini Fa sedang mengandung. Setelah diminati keterangan oleh orang orang tuanya terkait kehamilanya, Fa mengakui bahwa dirinya telah berhubungan badan oleh Ds dan orang tua Fa langsung melaporkan ke pihak kepolisian atas kasus ini

Kapolres Berau, AKBP Turmudi melalui Kanit PPA, Aipda Zaenal Arifin mengatakan memang pada hari Senin (2/3) lalu pihak kepolisian mendapat laporan terkait kasus ini, sehingga tim langsung menindak lanjuti dan menjemput Ds yang diketahui saat itu sedang berada di sekolah di Jalan Raja Alam I.

Heboh... Arisan sex anak SD di Kediri

"Jadi kita dapat laporan dari ibu korban, kita mintai keterangan kemudian kita tindak lanjuti sehingga tim berhasil mengamankan tersangka berisinil Ds yang saat itu sedang berada di sekolah,"ungkapnya saat ditemui Beritalima.com diruang kerjanya kemarin (3/3)

Zaenal mengatakan, dari keterangan Ds kasus ini bermula pada bulan November 2014 sekitar pukul 22.00 wita. Saat itu Fa menghubungi Ds yang mengatakan akan pergi kerumah Ds yang berada di jalan Mangga III, namun saat Ds hendak keluar rumah ternyata Fa sudah berada di depan rumahnya dengan menggunakan celana pendek dan baju kaos oblong.

"Dari keteranganya dia, korban yang menghubungi si tersangka yang mengatakan akan pergi kerumahnya, saat tersangka mau pergi keluar, ternyata di luar sudah ada korban menunggu dan akhirnya dibawa masuk oleh tersangka sehingga disitulah korban digauli oleh tersangka ini,"

Berdasarkan barang bukti , pengakuan korban dan tersangka, dan juga hasil Visum, maka Ds saat ini diamankan di Mapolres Berau dan di kenakan Pasal 81 Ayat 2 Undang-undang RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak, dengan ancaman hukuman, minimal 3 tahun dan maksimal 15 Tahun kurungan penjara. (surabayapagi)
Copyright © . Lemahireng Info All Right Reserved -
Diberdayakan oleh Blogger.