Professor Riset Termuda BAKOSURTANAL Fahmi Amhar Pertanyakan Keilmuan Tamim Pardede

Lemahireng.info --- Beberapa waktu yang lalu, jagat medsos sempat dihebohkan dengan petisi yang digagas oleh “Prof” Tamim Pardede, tampilannya yang nyentrik namun disebut-sebut sebagai ilmuwan penting biokimia membuat banyak netizen kagum padanya.

Prof Fahmi Amhar
Petisi yang ia buat untuk menantang presiden Jokowi agar mau melakukan tes DNA sebagai imbas dari beredarnya buku Jokowi Undercover yang telah membuat pengarangnya ditangkap kepolisian. 

Terkenalnya sosok Tamim Pardede menarik perhatian Prof Fahmi Amhar, pria yang meraih gelar doktor di usia 29 tahun ini tak menemukan satu pun tulisan ilmiah Tamim Pardede scholar.google.com, hal yang tak lazim bagi seseorang dengan gelar professor.

Pemilik situs www.fahmiamhar.com ini merasa prihatin dengan kaum muslimin yang begitu mudahnya menyebarkan berita tentang Tamim Pardede tanpa klarifikasi kebenaran profilnya, hanya mengandalkan youtube dan sejenisnya. 

Padahal bisa jadi ini menjadi hoax pengalih perhatian atau bahkan eksperimen sosial untuk menguji “kebodohan” netizen yang notabene umat Islam. Mari teliti kabar sebelum ikut menyebar!.

Siapakah Fahmi Amhar

Seperti kami kutib di situsnya beliau Prof. Dr.-Ing. H. Fahmi Amhar, lahir di Magelang, tahun 1968. Setelah lulus SMAN 1 Magelang tahun 1986, sempat kuliah di jurusan Fisika ITB selama satu semester. Dia kemudian mendapat beasiswa dari Menrsitek Habibie (OFP-STAID) untuk melanjutkan studi “undergraduate” di Eropa Barat, dan lalu beasiswa dari Austrian National Science Foundation untuk tingkat selanjutnya.

Fahmi bermukim di Austria selama hampir 10 tahun, hingga meraih gelar “Diplom-Ingenieur” dari Universitaet Innsbruck & Technische Universitaet Wien (Vienna University of Technology) dalam bidang geodesy, photogrametry & cartography pada tahun 1993; kemudian “Doktor der technischen Wissenschaften” dari Technische Universitaet Wien , dengan dissertasi dalam bidang geomatics engineering (3D-GIS, digital orthoimage & spatial database) pada tahun 1997.

Fahmi menyukai dunia ilmiah dan dakwah sejak remaja. Tahun 1984-1986 Fahmi tiga kali menjuarai Lomba Karya Ilmiah Remaja LIPI, hingga sempat ditawari masuk IPB tanpa test oleh Rektornya saat itu, Prof. Dr. Andi Hakim Nasution, meski masih kelas 2 SMA. Semasa SMA pula dia ikut mendirikan Kelompok Ilmiah Remaja SMA1 Magelang (pi-Sigma) dan Keluarga Remaja Islam Magelang (Karisma). Di Austria Fahmi menjadi motor pengajian mahasiswa dan TPQ di KBRI.

Fahmi memperoleh pengetahuan Islamnya dari kegemarannya membaca, berdiskusi dan mengikuti kajian di berbagai tempat, mulai dari kajian kitab dengan Ust. Yusuf di Magelang yang kebetulan ayahnya sendiri, training khatib di masjid jami’ Magelang (kalangan NU), kuliah shubuh setiap ahad pagi di kampus Universitas Muhammadiyah, juga di beberapa pergerakan seperti Pelajar Islam Indonesia (PII), kelompok mentoring Masjid Salman ITB, ICMI hingga ke Hizbut Tahrir. 

Fahmi pernah pula mengunjungi sentra-sentra studi Islam seperti Mekkah, Madinah, Cordoba, Cairo, Istanbul hingga McGill University di Canada. Bukunya tentang Islam yang pernah terbit adalah “Bunga Rampai Kajian Islam di Wina” (Wapena, 1995), “Buku Pintar Calon Haji” (GIP, 1996) dan terakhir “TSQ Stories” (Al-Azhar Press, 2010). Tulisan populernya juga banyak dimuat di berbagai media nasional, seperti Republika, Kompas, Media Indonesia, Kedaulatan-Rakyat, Suara Hidayatullah, Suara Islam, Media Umat, Nebula, al-Waie, serta disimpan di ribuan websites.

Saat ini Fahmi bekerja sebagai Peneliti Utama (IV/e) pada Badan Koordinasi Survei & Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), dan dari 2007-2010 menjabat Kepala Balai Penelitian Geomatika di Bakosurtanal. Pada 11 Agustus 2010 Fahmi dikukuhkan sebagai Professor Riset bidang Sistem Informasi Spasial. Dia adalah Professor Riset ke 310 yang dikukuhkan oleh LIPI. Fokus penelitiannya saat ini adalah “Spatial Data Quality & Standardization”, “Audit of Spatial Information System” dan “Non-Conventional Cartography”.

Untuk terus mengasah dan menyebarkan kemampuan akademisnya, Fahmi juga mengajar sebagai dosen luar biasa pada pascasarjana IPB, Undip dan Univ. Paramadina. Fahmi pernah juga menjadi dosen tamu di Universitas Muhammadiyah Magelang. Selain itu lebih dari 100 lembaga pemerintah, swasta, pendidikan dan LSM pernah mengikuti trainingnya dalam berbagai topik.

Tahun 2001 Fahmi meraih penghargaan Peneliti Terbaik bidang Teknologi Rekayasa dalam Pemilihan Peneliti Muda Indonesia.

Berikut status lengkap Prof Fahmi Amhar yang diunggah di akun fb nya dan dikemas dengan diksi berirama yang ciamik:

TAMIM PARDEDE, SUATU FENOMENA

Secara pribadi saya tidak mengenalnya,

juga tidak ada masalah apapun dengannya.

Tidak ada rasa iri, dengki dan sejenisnya.

Saya cuma melihat ini fenomena yang membuat bertanya-tanya.

Bahwa ada orang bisa menghasilkan karya yang luar biasa, ya itu istimewa,  

...tapi silakan dinilai di dunia nyata.

Youtube dan sejenisnya boleh untuk propaganda,tetapi jangan dijadikan acuan satu-satunya.

Seseorang disebut profesor pasti ada yang mengukuhkannya.Profesor riset dikukuhkan oleh LIPI, ada tata caranya.

Profesor edukasi dikukuhkan Universitas,  jelas universia.

Dalam atau luar negeri bukan masalah yang sebenarnya.

Yang jelas tidak ada profesor menobatkan sendiri dirinya !

Ataupun dinobatkan di media sosial oleh para pengikutnya !!!

Seorang profesor pastilah publikasinya bertebaran di mana-mana.
Scholar.google.com mestinya dapat melacak atau mengindeksnya.

Anehnya, tidak ditemukan karya Tamim Pardede satupun juga.
Ini ada apa?

Silakan bila mau pakai teori konspirasi yang mana saja.

Benarkah dia orang hebat yang disembunyikan media ?

Benarkah dia jenius anti status quo yang diburu mafia ?

Atau ini hoax pengalih perhatian dari persoalan bangsa ?

Atau cuma experimen sosial untuk menguji kebodohan kita ?

Kebodohan gagap berselancar di dunia maya !!!

#puisiFahmiAmhar


Sebelumnya banyak diberitakan oleh media tentang sosok kontroversi Muhammad Tamim Pardede yang berpenampilan unik gaya jalanan. 


Banyak yang nyinyir melihat video dan penampilan beliau lantaran gayanya yang acak adut. 


Baca  : Mengenal Lebih Jauh Sosok Tamim Pardede, Profesor Gaya Jalanan


Tapi Belakangan netizen setelah tahu kalau dia seorang profesor berubahlah nyinyiran menjadi berbagai pujian kepada sosok kontroversial ini. 

Bagaimana dengan anda? 

Wallahualam

2 komentar

Unknown mengatakan...

Kalo memang meragukan. Kenapa nggak di ajak duduk bareng dulu ? Cari tau kebenarannya jangan langsung meragukan toh Banyak penemu hebat mereka tidak punya gelar akademis bahkan di anggap gila oleh orang siapa sangka dia bisa menciptakan alat yang berguna bagi orang lain misalnya (Thomas Alva Edison)
terimakasih

kredit mobil bekas mengatakan...

sebenaranya masalah status profesor atau bukan yang terpenting penemuannya bisa bermanfaat bagi masyarakat secara luas tanpa mengharapkan imbalan

Copyright © . Lemahireng Info All Right Reserved -
Diberdayakan oleh Blogger.