Terjawab....!! Ideologilah yang berperan dalam menentukan peradaban dunia

Kalau kita mencermati dengan seksama terkait konstelasi politik di dunia, ini tidak terlepas dengan adanya pertarungan antar ideology. Walaupun seolah pertarungan itu dibungkus dengan hal-hal yang secara kasat mata takkanlah tampak, melainkan hanya akan terlihat jika kita teliti dan cermat ketika melihat realitas itu.Berbicara tentang ideology, maka kita harus faham dan mengerti dulu apa yang dimaksud dengan ideology itu sendiri. Definisi memang penting. Itu sebabnya Ibnu Sina pernah berkomentar: “Tanpa Definisi, kita tidak akan pernah sampai pada konsep”Ideologi atau Mabda’ secara etimologis adalah mashdar mimi dari katabada’ayabdau bad’an wa mabda’an yang berarti permulaan.

Secara terminologis berarti pemikiran mendasar yang dibangun diatas pemikiran-pemikiran (cabang )[dalam Al-Mausu’ah al-Falsafiyah, entry al-Mabda’]. Al-Mabda’(ideologi): pemikiran mendasar (fikrah raisiyah) dan patokan asasi (al-qaidah al-asasiyah) tingkah laku. Dari segi logika al-mabda’ adalah pemahaman mendasar dan asas setiap peraturan [lihat catatan tepi kitab Ususun Nahdhah ar-Rasyidah, hal 36]
Ada banyak definisi lain terkait pemaknaan ideology itu sendiri, diantaranya :
Muhammad Muhammad Ismail:
Ideologi (Mabda’) adalah Al-Fikru al-asasi al-ladzi hubna Qablahu Fikrun Akhar, pemikiran mendasar yang sama sekali tidak dibangun (disandarkan) di atas pemikiran pemikiran yang lain. Pemikiran mendasar ini merupakan akumulasi jawaban atas pertanyaan dari mana, untuk apa dan mau kemana alam, manusia dan kehidupan ini yang dihubungkan dengan asal muasal penciptaannya dan kehidupan setelahnya?
Dr. Hafidh Shaleh:
Ideologi adalah sebuah pemikiran yang mempunyai ide berupa konsepsi rasional (aqidah aqliyah), yang meliputi akidah dan solusi atas seluruh problem kehidupan manusia. Pemikiran tersebut harus mempunyai metode, yang meliputi metode untuk mengaktualisasikan ide dan solusi tersebut, metode mempertahankannya, serta metode menyebarkannya ke seluruh dunia.
Imam Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani:
Mabda’ adalah suatu aqidah aqliyah yang melahirkan peraturan. Yang dimaksud aqidah adalah pemikiran yang menyeluruh tentang alam semesta, manusia, dan hidup, serta tentang apa yang ada sebelum dan setelah kehidupan, di samping hubungannya dengan Zat yang ada sebelum dan sesudah alam kehidupan di dunia ini. Atau Mabda’ adalah suatu ide dasar yang menyeluruh mengenai alam semesta, manusia, dan hidup. Mencakup dua bagian yaitu, fikrah dan thariqah.
Maka secara garis besar dapat disimpulkan bahwa Ideologi (mabda’) adalah pemikiran yang mencakup konsepsi mendasar tentang kehidupan dan memiliki metode untuk merasionalisasikan pemikiran tersebut berupa fakta, metode menjaga pemikiran tersebut agar tidak menjadi absurd dari pemikiran-pemikiran yang lain dan metode untuk menyebarkannya.
Ideologi-idelogi didunia
Jika kita melakukan kajian secara mendalam, maka kita akan menemukan kumpulan jumlah ideologi yang ada di dunia ini. Muhammad Ismail dalam bukunya Al fikru Al Islamiy yang menyatakan bahwa ideology (mabda’) merupakan ‘aqidah ‘aqliyyah yanbatsiqu ‘anha an nizham artinya ‘aqidah ‘aqliyyah yang melahirkan aturan-aturan dalam kehidupan (nidzham).
Artinya menurut definisi ini, nampak bahwa sesuatu disebut ideology jika memiliki dua syarat, yakni memiliki ‘aqliyyah sebagai fikroh (ide) dan memiliki system (aturan) sebagai thariqah (metode penerapan). Bila tidak memiliki kedua hal tersebut, maka tidak bisa di sebut sebagai ideology.
Merujuk kepada pengertian dari ideology itu sendiri kita bisa dapat menyimpulkan yang mana yang bisa disebut sebagai ideology. Maka akan kita dapat lihat bahwa didunia ini hanya ada tiga ideology yakni, Ideology Sosialisme dan Ideologi Kapitalisme dan yang terakhir adalah Ideologi Islam.
Ideology Sosialisme
Ideologi ini diciptakan oleh Karl Marx, seorang tokoh komunis. Sosialisme muncul di akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 sebagai reaksi dari perubahan ekonomi dan sosial yang diakibatkan oleh revolusi industri. Revolusi industri ini memang memberikan keberkahan buat para pemilik pabrik pada saat itu, tetapi di lain pihak para pekerja justru malah semakin miskin.
Pada tahun 1840-an, istilah komunisme mulai muncul untuk menyebut sayap kiri yang militan dari faham sosialisme. Istilah ini biasanya dirujukkan kepada tulisan Etiene Cabet dengan teori-teorinya tentang kepemilikan umum.
Istilah ini kemudian digunakan oleh Karl Marx dan Friedrich Engels untuk menggambarkan pergerakan yang membela perjuangan kelas dan mengaruskan revolusi untuk menciptakan sebuah masyarakat kerjasama (society of cooperation). Karl Marx adalah anak dari pasangan Hirschel and Henrietta Marx. Ia lahir di Trier, Germany, tahun 1818.
Penggunaan kata sosialisme sering digunakan dalam berbagai konteks yang berbeda oleh berbagai kelompok, namun hampir semua sepakat bahwa istilah ini berawal dari pergolakan kaum buruh industri dan buruh tani pada abad ke-19 dan ke-20, yang berdasarkan prinsip solidaritas dan memperjuangkan masyarakat egalitarian, yang dengan sistem ekonomi, menurut mereka, dapat melayani masyarakat banyak, ketimbang hanya segelintir elite. Menurut penganut Marxisme model dan gagasan sosialis dapat dirunut hingga ke awal sejarah manusia, sebagai sifat dasar manusia sebagai makhluk sosial.
Sosialisme merupakan sebagai sebuah ideologi. Karena ia memiliki ide dasar sekaligus metode pemecahan terhadap berbagai masalah kehidupan. Secara historis, gagasan sosialisme -include komunisme- merupakan antitesis dari kekuatan hegemonik di Eropa era aufklarung. Dalam Manifesto Communist, Marx mencita-citakan masyarakat tanpa kelas.
Teori Dialektika materialisme menjadi metode baku yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Dialektika materialisme merupakan cara pandang peristiwa alam yang bersifat dialogue, yaitu metode pembahasan dan penelitian yang membongkar kontradiksi pemikiran dan benturan antar berbagai pandangan melalui diskusi atau dialog.
Disamping karena argumentasi dan pandangannya terhadap berbagai peristiwa alam ini bersifat materi. Cara pandang seperti ini juga diimplementasikan dalam pembahasan tentang kehidupan masyarakat berikut berbagai kasus yang terjadi di dalamnya.
Secara aqidah, Ideology sosialisme mengatakan bahwa agama adalah candu bagi masyarakat, mereka mengingkari adanya agama didalam kehidupan. Para penganut ideology ini berpendangan bahwa alam semesta, manusia, dan kehidupan merupakan materi belaka, dan bahwasanya materi menjadi asal dari segala sesuatu.
Dari perkembangan dan evolusi materi inilah benda-benda lainnya menjadi ada. Tidak ada satu zat pun yang terwujud sebelum alam materi ini. Mereka hanya mengakui adanya kehidupan di didunia ini saja. Jadi, ideology Sosialisme beraqidah-kan komunisme, atau menolak adanya agama.
Ideologi Kapitalisme
Dalam kitab Nidhomul Islam pada bab qiyadah fikriyah Imam Syaikh Taqiyudin an-Nabhani rahimullah menjelaskan bahwa mabda’ ini bermula pada saat kaisar dan raja-raja Eropa dan Rusia menjadikan agama sebagai alat untuk memeras, menganiaya, dan menghisab darah rakyat.
Para pemuka agama waktu itu dijadikan perisai untuk mencapai keinginan mereka. Maka timbulan pergolakan sengit, yang kemudian membawa kebangkitan bagi para filosof dan cendekiawan
Secara aqidah, pengemban ideology kapitalisme menolak adanya campur tangan urusan oleh agama di dalam kehidupan. Bagi mereka, agama tidak memiliki hak sama sekali dalam hal pengaturan kehidupan di dunia.
Pemikiran ini kemudian melahirkan sebuah faham baru yang bernama sekulerisme atau yang disebut dengan pemisahan urusan agama di dalam kehidupan atau yang juga dikenal dengan istilah fashluddin ‘anil hayah. Sekulerisme sebagai asas sekaligus sebagai sebuah qiyadah fikriyah (kepemimpinan berfikir) termasuk juga sebagai qaidah fikriyah (kaedah berfikir) bagi ideology ini.
Ideologi Islam
Islam adalah agama sekaligus sebagai sebuah ideology. Memisahkan Islam daripada ideology merupakan sebuah kekeliruan yang fatal. Islam dikatakan sebagai ideologi yang memiliki sifat komprehensif atau menyeluruh karena mengatur hubungan manusia secara totalitas baik itu menyangkut hubungan manusia dengan Allah (habluminallah), seperti; shalat, puasa, zakat, haji, jihad. Menyangkut hubungan manusia dengan sesamanya (hablumminan nas), seperti; ekonomi, social, politik, pendidikan, dan sanksi. Serta mengatur hubungan dengan dirinya (habluminafsi), seperti akhlak, pakaian, makanan dan minuman.
Agama Islam berbeda dengan agama lain seperti agama Budha, Konghucu, Kristen, Hindu serta agama lainnya yang mana mereka tidak memiliki seperangkat aturan didalam agama mereka yang berfungsi mengatur hubungan antar mereka. Inilah yang membedakan Islam sebagai sebuah agama plus sebagai sebuah ideology disbanding agama lain yang tidak berfungsi sebagai sebuah ideology.
Islam adalah agama yang sempurna, kesempurnaan Islam meliputi adanya system hidup dan system hukum.
“Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu..” (TQS. An-Nahl [16]: 89)
Ini berarti, perkara apapun ada hukumnya, dan problematika apa saja, atau apapun tantangan yang dihadapi kaum Muslim, akan dapat dipecahkan dan dijawab oleh Dinul Islam.(eramuslim)

 jzk..... Lemdia.com (portalnya rakyat jelata) "Media lokal yang menggali dan mengangkat potensi masyarakat bawah"

Tidak ada komentar

Copyright © . Lemahireng Info All Right Reserved -
Diberdayakan oleh Blogger.